Dalam kurun waktu sekitar dua pekan pada bulan Mei 2021, terjadi dua momen besar dalam industri digital Indonesia. Pertama, suntikan investasi senilai US$ 300 juta dari Telkomsel ke Gojek dan kedua pengumuman merger antara dua perusahaan unicorn Gojek dan Tokopedia.
Kedua hal tersebut merupakan kabar baik dari keberlangsungan ekosistem digital di Indonesia. Gojek dan Tokopedia berikrar bakal menyediakan layanan yang divergen dengan menyentuh berbagai lini kehidupan masyarakat Indonesia.
Telkomsel dan Gojek juga menyatakan akan membuka lebih banyak peluang sinergi serta integrasi layanan digital untuk nilai tambah lebih besar pada pelanggan, masyarakat, dan seluruh mitra yang berada di ekosistem bisnis kedua perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Investasi lanjutan dari Telkomsel menjadi penegas akan kesamaan visi dari kedua perusahaan yang sama-sama lahir dan berkembang untuk menjawab masalah nyata di tengah masyarakat melalui inovasi digital dan teknologi, dengan semangat untuk melayani dan memajukan negeri," kata Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dalam keterangan resmi perusahaan.
"Maka dari itu, Telkomsel menatap optimis upaya penanaman modal terbaru ini akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk melihat dan menikmati lebih banyak inovasi berbasis teknologi terdepan karya anak bangsa," imbuhnya.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menjabarkan saat perkawinan antara Gojek dan Tokopedia terjadi, Telkomsel memiliki peluang untuk menggarap lebih dari 11 juta pelaku usaha, baik skala UMKM maupun grup usaha besar yang sudah masuk ekosistem bisnis itu. Ekosistem Gojek dan Tokopedia juga akan memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif tiap bulannya, dan Tokopedia sudah menjangkau hampir 99% kecamatan di seluruh Indonesia.
Intinya, kata Bhima, suntikan investasi Telkomsel serta merger Gojek-Tokopedia menghasilkan multiplier effect yang besar bagi ekosistem digital di Tanah Air.
"Dengan investasi tambahan dari Telkomsel ini, layanan Gojek akan semakin baik dan makin variatif. Selama ini Gojek merupakan salah satu perusahaan yang berkembang secara inovatif, dari transportasi online ke jasa keuangan. Suntikan dana besar dari Telkomsel ini memungkinan Gojek sebagai supperapps yang mampu mendorong inklusivitas ekonomi digital di tempat-tempat terpencil, yang tentunya melibatkan UMKM secara lebih luas lagi," papar Bhima.
Selain itu, bagi Telkomsel hubungan karib dengan Gojek akan membuka kesempatan luas bagi mereka untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Selain itu, ada ruang bagi Telkomsel untuk mengintegrasikan layanan-layanan digital mereka ke platform Gojek yang telah memiliki pengguna loyal dalam jumlah besar.
"Dibandingkan (melalui) kerja sama terus menerus dalam hal Artificial Intelligence, terkait juga kemudian UX Designer, lebih baik mereka (korporasi) membeli saham startup, hal itu termasuk dalam integrasi vertikal. Dibandingkan bermitra itu jatuhnya lebih mahal," jelas Bhima.
Sementara itu, Telkomsel menyatakan aksi korporasi berinvestasi di Gojek merupakan bagian dari strategi Telkomsel dalam memperkuat trifecta bisnis digital perusahaan, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform dan Digital Services.
(akd/fay)