LG Electronics melirik sektor baru untuk memperluas segmen komersialnya di Indonesia. Selain gedung perkantoran, komersial, dan bandar udara, LG kini mengincar bisnis pusat data.
Ronny Ardiyanto, Department Leader B2B HVAC of LGEIN mengatakan LG sudah bekerjasama dengan salah satu developer untuk mendirikan pusat data di Jakarta. Fasilitas ini nantinya akan menggunakan sistem Heat and Ventilation Air Conditioning (HVAC) dari LG.
"Data center itu ada panas dengan kerja server yang 24 jam nggak bisa berhenti, itu panas. Nah itu menggunakan pendingin supaya mereka bisa bekerja optimal. Teknologi HVAC juga ada di sini, salah satunya dilengkapi chiller water cooled," kata Ronny dalam media briefing di Jakarta, Selasa (16/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ronny, pusat data merupakan sektor yang berkembang pusat untuk bisnis HVAC komersial, apalagi dengan tren digitalisasi dan AI yang berkembang pesat serta populasi pengguna internet di Indonesia yang semakin besar.
Ronny Ardiyanto, Department Leader B2B HVAC of LGEIN Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET |
Salah satu kekhawatiran dari pusat data adalah penggunaan energi listrik dan air yang besar. Ronny menjelaskan teknologi chiller water cooled di sistem HVAC LG diharapkan bisa menghemat penggunaan energi karena sistem yang sirkular.
"Jadi ketika server itu menghasilkan panas, itu diserap oleh udara dingin, nanti dari chiller water cooled dia akan membuat bandingan. Nah, udara panasnya itu juga disiklus lagi, nggak dibuang, tapi diolah masuk ke chiller nanti didinginin lagi," jelas Ronny.
Selain untuk pusat data, LG juga menawarkan sistem HVAC untuk gedung perkantoran dan area komersial yang membutuhkan sistem pendingin udara bertenaga besar. Ronny mengatakan sistem pendingin komersial dari LG saat ini sudah dilengkapi chip AI untuk meningkatkan efisiensinya.
Chip AI yang ada di sistem ini dipakai untuk mengenali temperatur dan kelembapan di ruangan dan di lingkungan sekitar secara otomatis. Misalnya, saat AC di dalam ruangan sudah dingin dan cuaca di luar tiba-tiba hujan, temperatur akan naik secara otomatis agar orang-orang di dalam ruangan tidak kedinginan.
"Dengan menggunakan energy saving itu sebetulnya meningkatkan efisiensi sampai rata-rata 24,7% sampai 25% dengan menggunakan AI. Dan bagaimana cara mempercepatnya, dia menyesuaikannya lebih cepat 28,5%," ucap Ronny.
"Jadi memang teknologi AC itu sedemikian cepatnya meng-adopt teknologi AI, sehingga membuat hasilnya menjadi efisien," pungkasnya.
(vmp/vmp)
