Edukasi Keamanan Digital dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Apa Hubungannya?
Hide Ads

Edukasi Keamanan Digital dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Apa Hubungannya?

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Jumat, 09 Okt 2020 18:34 WIB
Australia Kekurangan Pakar Keamanan Siber
Ilustrasi keamanan digital. Foto: Australia Plus ABC
Jakarta -

Inovasi serta edukasi terkait keamanan digital ternyata menjadi salah satu kunci akselerasi pemulihan ekonomi nasional (PEN). Kok bisa?

Kesadaran akan keamanan digital ini bisa meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Semakin banyak konsumen yang sadar mengenai pentingnya keamanan digital, utamanya di sektor finansial, maka akan semakin banyak pula penggunanya.

Inilah kesimpulan dari diskusi dan webinar berjudul 'Semangat Bulan Inklusi Keuangan: Aman dan Nyaman Bertransaksi Online', yang digelar Gojek bersama Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI Indonesia).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akselerasi digitalisasi perbankan telah berjalan selama tiga tahun terakhir, dan semakin cepat di masa pandemi COVID-19. Transformasi perbankan ke arah digital semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan secara mudah, cepat dan efisien serta mempercepat arus perputaran keuangan. Dalam pengembangan Digital Banking ini terdapat dua isu utama yang perlu mendapat perhatian semua pihak yaitu Aspek Cyber Security dan Aspek Data Privacy & Protection," ujar Anung Herlianto, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di acara tersebut.

Menurutnya, peran OJK dalam mendukung digitalisasi melalui empat strategi utama, yaitu akselerasi digitalisasi perbankan, penguatan infrastruktur akselerasi digitalisasi, penguatan manajemen risiko terkait risiko siber, dan edukasi keamanan teknologi Informasi baik kepada pelaku sektor jasa keuangan maupun nasabah.

ADVERTISEMENT

Keempat strategi tersebut dilakukan secara simultan untuk mendorong akselerasi digitalisasi perbankan dalam memberikan layanan yang lebih baik bagi nasabah.

"Digitalisasi pada sektor keuangan khususnya perbankan bukan lagi menjadi sebuah pilihan namun telah menjadi keniscayaan yang dalam jangka panjang diharapkan dapat mendorong akselerasi inklusi keuangan," tambahnya.

Lebih lanjut, inklusi keuangan punya tiga fungsi penting bagi perekonomian, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendorong proses pemulihan ekonomi nasional, dan untuk mendukung daya tahan ekonomi masyarakat dalam kondisi apapun.

OJK juga mempertegas pentingnya memastikan inklusi keuangan yang diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, di mana sejalan dengan upaya PEN yang dijalankan Pemerintah.

"Sebagai platform digital yang menggerakkan orang, barang dan uang melalui tiga super app (konsumen, mitra dan merchant), Gojek telah menjadi ekosistem yang mampu menawarkan kemudahan melalui GoPay sebagai 'tulang punggung' layanan pembayaran yang aman dan nyaman. Mulai dari memfasilitasi transaksi non tunai bagi konsumen hingga membantu mitra merchants mengembangkan bisnisnya," tambah Budi Gandasoebrata, Managing Director GoPay di acara yang sama.

Menurutnya, GoPay semula hanyalah alat pembayaran yang mudah bagi mitra driver, namun kini menjadi pilihan utama konsumen untuk berbagai aktivitas pembayaran, dari mulai donasi, investasi, sampai kebutuhan hiburan.

"Hal ini membuktikan bahwa kami sangat serius dalam mendorong inklusi keuangan yang aman dalam ekosistem kami sehingga dampaknya dapat dirasakan masyarakat luas," tambahnya.

Pentingnya inovasi dan edukasi keamanan digital


Namun secara beriringan, menurut Doni Milano Siregar, Direktur Grup Inovasi Keuangan Digital OJK, inovasi di sektor finansial ini harus terus berjalan dan ditingkatkan.

"Inovasi di bidang teknologi finansial yang tidak dibarengi dengan keamanan digital akan menjadi kontraproduktif. Platform yang aman akan membuat masyarakat semakin nyaman memanfaatkanya. Kami di OJK selalu mendorong para pemain teknologi finansial untuk terus berinvestasi dan berinovasi di bidang ini," ujar Doni.

Sementara itu menurut Tony Seno Hartono, Peneliti Senior Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada (CfDS UGM), peningkatan literasi digital di masyarakat luas pun harus terus dilakukan.

"Diperlukan sinergi dari berbagai pihak untuk mengedukasi masyarakat secara menyeluruh dalam upaya meningkatkan kompetensi keamanan digital masyarakat (pengguna) agar mereka semakin aman dan nyaman dalam beraktivitas digital," ujar Tony.

Gojek sendiri selama ini terus meningkatkan keamanan digital layanannya lewat berbagai inisiatif yang mereka lakukan, salah satunya #AmanBersamaGojek. Head of Corporate Affairs Gopay Winny Triswandhani menegaskan bahwa pihaknya terus meningkatkan edukasi, teknologi, dan proteksi sebagai pilar keamanan di ekosistemnya.

"Sebagai bentuk upaya kami dalam memastikan keamanan, kini pelanggan dapat memilih opsi keamanan biometrik (sidik jari) dan verifikasi muka sebelum bertransaksi menggunakan GoPay serta hadirnya Jaminan GoPay kembali jika terjadi kehilangan saldo GoPay di luar kendali pengguna," pungkas Winny.

Tak cuma itu itu, Gojek terus melakukan upaya edukasi kepada mitra pengemudi, mitra merchant, dan masyarakat. Edukasi dilakukan melalui berbagai kanal komunikasi milik perusahaan dan kanal eksternal seperti sosial media dan webinar publik, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kominfo RI dan Siberkreasi.

Beragam upaya yang dilakukan Gojek pun membuahkan hasil, di mana secara keseluruhan, terdapat 93% konsumen percaya standar keamanan produk Gojek lebih baik dari standar industri serta 92% konsumen menyatakan kualitas keamanan pembayaran lebih baik.