iPhone 12 di Mata 7 Tech Reviewer Indonesia
Hide Ads

iPhone 12 di Mata 7 Tech Reviewer Indonesia

Adi Fida Rahman - detikInet
Kamis, 15 Okt 2020 13:27 WIB
iPhone 12
Empat varian iPhone 12. Foto: PCMag Asua
Jakarta -

iPhone 12 turut menyita perhatian tech reviewer Indonesia. Apa penilaian awal mereka terhadap ponsel teranyar Apple ini?

detikINET menanyakan pendapat 7 tech reviewer Tanah Air, menanyakan apa saja yang disukai dan kurang suka dari keempat varian iPhone 12 yang diluncurkan Rabu dini hari (14/10). Mereka adalah David GagdetIn, Wasa Wirman, Fenny GadgetEmpire, Kumar K2 Gadget, Wisnu Kumoro, Putu Reza dan Mouldie Sobat HAPE.

Dihimpun detikINET, Kamis (15/10/2020), ini dia pendapat mereka tentang iPhone 12:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

David GadgetIn

Apple memberikan varian iPhone yang lengkap, dari ukuran terkecil hingga yang besar. Namun yang menarik adalah desainnya, mengusung frame rata mirip iPhone 4 dan 5 yang banyak dikangenin orang.

Ceramic Shield yang melindungi kaca iPhone 12 membuat David penasaran ingin mengujinya. Sebab Apple mengklaim daya tahannya 4x lebih kuat.

ADVERTISEMENT

Penggunaan panel OLED di semua varian iPhone terbaru dinilai positif. Lebih-lebih lagi di iPhone 12, resolusi dan kepadatan pixelnya meningkat jauh dari iPhone 11 sehingga membuat kualitas layarnya setara iPhone 11 Pro.

Karenanya, iPhone 12 dirasa David paling menarik ketimbang tiga varian lain. "Jadi upgrade yang didapetin iPhone 12 lumayan menang banyak. Desainnya lebih segar dan kuat. Kualitas kamera dinaikin, resolusi dan kualitas warna dari layarnya dibagusin banget. Pakai chipset baru A14 Bionic, tapi harganya dipatok sama dengan iPhone 11 saat dilaunching tahun lalu," papar pria kelahiran Palembang ini.

iPhone 12 Mini pun tak kalah menarik bagi David. Hanya saja, ada satu kekhawatiran tentang perangkat ini, yakni daya tahan baterainya. "Kalau bodi kecil, mungkin orang akan suka. Tapi kalau baterai kecil, siapa sih yang suka," tanya David.

David GadgetInDavid GadgetIn Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

David juga menyinggung lenyapnya charger dan earphone di kotak iPhone 12 series. Ketiadaan earphone bukan masalah baginya, tapi kalau charger lain soal. Untuk diketahui, Apple beralasan mengurangi sampah elektronik sekaligus emisi karbon saat pengiriman iPhone.

Alasan ini memang terdengar masuk akal. Hanya saja, kabel yang diberikan dalam paket penjualan adalah USB Type C ke Lightning.

"Rasanya agak aneh, kenapa bukan USB Type A to Lightning seperti iPhone 11. Karena saya yakin, kalau misalnya kabel USB type A to lightning, orang udah punya kepala chargernya. Tapi kalau kepala charger Type C, saya rasa nggak sampe 10% orang yang punya. Ujung-ujungnya harus beli lagi, nambah duit juga," terang David.

David melihat hilangnya charger ini sebagai upaya Apple untuk membiasakan pengguna memakai MagSafe.

"Ini tanda-tanda kalau iPhone dua sampai tiga tahun ke depan udah nggak pakai port lagi. Semuanya serba wireless," pungkas David.


Wasa Wirman

Tech ReviewerWasa Wirman Foto: YouTube

Karena suka ponsel ukuran compact, Wasa mengaku senang dengan kehadiran iPhone 12 Mini. Sebab, selama ini ponsel yang punya spesifikasi tinggi selalu dibuat dalam ukuran besar.

Tapi menurutnya, kalau untuk penggunaan sehari-hari, bukan untuk foto dan video, iPhone 12 pilihan yang tepat. Ukurannya di tengah-tengah, dual kameranya pun sudah lebih dari cukup.

"Selama untuk penggunaan sehari-hari, jarang pakai lensa zoom. Jadi dua kamera sudah cukup," kata Wasa.

Bapak dua anak ini menyayangkan keputusan Apple menghilangkan charger dari paket penjualan iPhone 12. Kendati niatnya baik untuk menjaga lingkungan, dia menilai keputusan ini kurang efektif.

Sebab menurutnya, pasar akan semakin dipenuhi charger yang kualitasnya tidak baik dan mudah rusak, dan ujung-ujungnya menambah sampah plastik.

Wasa menduga keputusan ini lebih ke soal bisnis, yakni agar pengguna membeli aksesori MagSafe yang turut diperkenalkan Apple saat acara peluncuran iPhone 12.

Terlepas dari itu, satu fitur yang sangat disukai Wasa dari iPhone anyar adalah kemampuan videonya, terutama di iPhone 12 Pro series. Tapi yang menjadi perhatian lain adalah ketahanan baterai saat menggunakan fitur perekaman video terbaru.

Fenny GadgetEmpire

Tech ReviewerFenny GadgetEmpire Foto: YouTube

Banyak hal yang disukai Fenny dari iPhone 12. Desainnya datar seperti iPhone 5, tipis, dan warna biru adalah tiga hal yang membuatnya langsung kepincut dengan ponsel terbaru dari Apple.

Tapi tidak hanya itu, layar Super Retina XDR dan A14 Bionic yang menjadi poin keunggulan iPhone 12 juga disukainya. Mengenai ketiadaan layar refresh rate 120 Hz tidak menjadi masalah karena baginya tidak terlalu penting. Menurutnya, dengan refresh rate 60Hz sudah cukup, ketimbang membuat harga iPhone lebih mahal lagi.

Fenny lebih concern pada masih digunakannya notch. Karena itu, seri iPhone 12 jadi seperti tidak ada inovasi baru. Menurutnya, seharusnya Apple sudah mengadopsi camera under display atau minimum punch hole.

Fenny punya pandangan menarik terkait ditanggalkannya charger dan earphone dari paket penjualan iPhone.

"Sama kayak waktu ngilangin audio jack sih, inovatif dan revolusioner, meski siap dicemooh orang. Tapi ujung-ujungnya banyak smartphone ngikutin," ujarnya.

Tapi dia berharap wireless charging iPhone 12 bisa mendukung third party. Karena kalau harus bawaan dari Apple, akan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak sedikit.

Dari empat varian yang ditawarkan Apple, Fenny menganggap iPhone 12 yang paling oke karena fiturnya lengkap dan ukurannya tidak terlalu besar.

"Kalau iPhone 12 Max kegedean. Mini lebih murah jadi bisa banyak laku mengingat kondisi pandemi, tapi layarnya kekecilan," pungkasnya.

Kumar K2 Gadgets

Tech ReviewerKartolo (kiri) dan Kumar (kanan) K2 Gadgets. Foto: YouTube


Kumar menilai Apple pintar memilih tanggal perilisan iPhone 12 Mini yang banyak orang tunggu dan kehadiran iPhone 12 Pro Max yang membawa spesifikasi paling atas. Sebab jika berbarengan, kemungkinan iPhone 12 dan iPhone 12 Pro tidak dilirik.

Soal iPhone 12 sendiri, Kumar mengaku jatuh hati pada desainnya. Sebab, tampilannya mirip iPhone 4 dan iPhone 5 yang mana menjadi desain favoritnya.

"Gue suka banget HP yang boxy total frame-nya," kata Kumar.

Selain layar OLED di semua varian, peningkatan kamera menjadi poin yang disukai Kumar. Terutama fitur Night Mode yang tersedia di semua kamera dan menerapan OIS di sensor (iPhone 12 Pro Max).

Warna biru iPhone 12 sangat disukainya. Sama halnya dengan kehadiran MagSafe yang dinilainya keren.

Namun absennya refresh rate tinggi dan tidak disediakannya charger serta earphone sangat disayangkannya. Begitu pula belum adanya adopsi USB Type C.

"Sekarang memilih model Pro dan Pro Max bukan lagi soal size saja. Tapi soal spesifikasi yang beda juga, khususnya kamera," terang Kumar.

Karena itu dia terpaksa beli iPhone 12 Pro dan iPhone 12 Pro Max untuk dijadikan konten. Tapi dari empat varian, kira-kira mana yang akan jadi daily driver-nya?

"Yang punya spesifikasi paling poll, iPhone 12 Pro Max," pungkas Kumar.


Selanjutnya Wisnu Kumoro, Putu Reza dan Mouldie Sobat HAPE...

Wisnu Kumoro

Wisnu suka desain iPhone 12 lantaran membawa bernostalgia pada iPhone 4 dan 5. Dari sekian banyak fitur baru, peningkatan kamera yang membuatnya penasaran, terutama perekaman Dolby Vision HDR.

Namun yang membuatnya ragu adalah soal ketahanan baterai saat menggunakan fitur tersebut meski Apple telah memodali ponselnya dengan chip A14 Bionic yang punya fabrikasi 5 nm.

Soal charger yang dihilangkan, menurut Wisnu ini upaya Apple bisa menjual MagSafe dan aksesori terpisah. Hal ini tidak jadi masalah bagi mereka yang upgrade dari iPhone lama, tapi tidak bagi pengguna baru.

Tech ReviewerWisnu Kumoro Foto: YouTube

"Buat sebagian orang yang sifatnya upgrade dari HP lama, mungkin nggak masalah karena nggak mesti beli baru atau ganti. Paling nambah MagSafe kalau suka. Tapi kasihan sama yang belum pakai iPhone. Mereka akan keluar lebih banyak uang," kata Wisnu.

Soal absennya dukungan 120 Hz pada layar pun bagi Wisnu tak jadi masalah.

"Gue pake Galaxy Z Fold 2, lupa nyalain 120 Hz aja baik-baik saja," ujar Wisnu sembari tertawa.


Putu Reza

Tech ReviewerPutu Reza Foto: YouTube

Menurut Reza, iPhone 12 pada dasarnya biasa saja. Namun ponsel ini membawa chipset A14 Bionic yang sangat kencang.

Tapi ada yang membuat dirinya penasaran, yakni MagSafe dan iPhone 12 Mini. Kehadiran ponsel mungil ini diyakininya bisa jadi trigger bagi vendor lain untuk membuat hal yang sama. Hanya saja, ketahanan baterai iPhone 12 Mini menjadi pertanyaan tersendiri mengingat spesifikasinya sangat tinggi.

Soal fitur, kehadiran Apple ProRAW dinilai Reza menarik terutama yang suka editing, Dia pun tak sabar mencoba perekaman 4K HDR dengan Dolby Vision.

Ketidakhadiran refresh rate 120 Hz disayangkan oleh Reza. Begitu pula soal hilangnya charger dari paket penjualan iPhone 12.

Menurutnya keputusan Apple sedikit aneh karena mungkin Apple mengira semua orang menggunakan iPhone 11 series sehingga punya charger dengan konektivitas USB Type C, sementara pengguna lama yang tidak punya charger USB Type C harus beli lagi.

"Disayangkan sih, cuma memang tipikal Apple memang yang suka ngilang-ngilangin," katanya.


Mouldie Sobat Hape

Mouldie mengaku suka dengan diferensiasi produk yang dilakukan Apple tahun ini. Tidak sekadar ukuran layar, tapi ada banyak manfaat yang didapat dari dimensi yang lebih besar.

Kamera di iPhone 12 Pro Max paling disukainya. Ukuran sensornya lebih besar dan mengadopsi image stabilization di sensor.

"Ini bakalan menjadi standar baru buat industri," kata Mouldie.

Mouldie Satria SobatHapeMouldie SobatHape Foto: detikINET/Adi Fida Rachman

Pun begitu, kehadiran iPhone 12 Mini baginya tidak kalah menarik. Pasalnya, ada orang-orang yang meminta smartphone dengan ukuran kecil.

"Jarang brand berani ngasih karena punya impact sama battery life. Penasaran gimana Apple mengatasi masalah ini," tutur Mouldie.

Belum tersedianya 120 Hz bukan masalah bagi dirinya, karena mayoritas game triple A di mobile banyak masih 60Hz.

Bicara soal charger yang tidak disediakan dalam paket penjualan, Mouldie sebagai tech reviewer mengaku tidak pernah menggunakan charger bawaan, kecuali karena pekerjaan.

"Saya selalu pakai aksesori pihak ketiga karena kalau rusak ataupun hilang nggak nyesek," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(afr/fay)