Bagi remaja, khususnya anak SMA membagikan aktivitas yang sedang dilakukan saat ini di media sosial adalah suatu hal yang lumrah dilakukan. Hal tersebut terjadi karena mereka senang untuk diakui mengikuti suatu trend tertentu agar dianggap up to date dan tidak ketinggalan informasi.
Hal tersebut terjadi karena remaja saat ini adalah generasi Z yang memang sudah akrab dengan gawai sejak lahir. Maka tidak heran jika mereka dianggap selalu mau melek informasi dan terkesan takut ketinggalan trend atau zaman.
Namun kenyataannya, tidak semua anak muda di Indonesia sudah dekat dengan gawai sejak lahir. Kondisi ini pun menjadi sebuah realitas di berbagai pelosok negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya adalah para siswa SMA Negeri 9 Halmahera Utara. Terletak di Gorua, bagian wilayah Tobelo, Halmahera Utara, siswa di SMA ini terlihat tidak menggunakan ponsel pintar untuk meng-update kegiatannya setelah jam istirahat tiba.
Jangankan untuk update di media sosial, ternyata ponsel pintar yang menjadi barang kebutuhan di ibu kota, tidak dimiliki oleh semua siswa SMA Negeri 9 Halmahera Utara.
Kendati demikian, agar para siswa bisa melek informasi dan merasakan pembelajaran komputer, khususnya memanfaatkan internet, pihak sekolah berupaya untuk memfasilitasinya. Apalagi pengetahuan akan komputer dan internet memang dibutuhkan dalam proses pembelajaran saat ini.
"Khusus pembelajaran, anak-anak kebanyakan, kan sudah menggunakan media internet," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 9 Halmahera Utara, Adel Pontoh kepada detikcom beberapa waktu lalu.
![]() |
Karena itu, sekolah pun berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Beruntungnya, kini SMA Negeri 9 Halmahera Utara mendapatkan bantuan akses internet dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.
Adel mengatakan bantuan Akses Internet (AI) berupa layanan WiFi gratis tersebut kini dimanfaatkan sekolah untuk memberikan akses internet pada para siswa. Menurutnya, walaupun kondisi penggunaan internet di tempatnya tidak bisa dibandingkan dengan pulau Jawa atau lainnya, tetapi adanya internet membuat siswa dan guru-guru bisa melek dan up to date dengan informasi.
"Selama ada jangkauan ini (internet) artinya tidak terlalu sama 100% sih (dengan Pulau Jawa). Artinya dilihat dari tingkat kemampuan anak-anak, tingkat kemampuan guru-guru, kalau di Jawa kebanyakan mereka, fasilitas sarana pendukung banyak. Ya setidaknya dengan BAKTI AKSI kita bisa mengikuti perkembangan yang ada," lanjut Adel.
Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Halmahera Utara, Ramdan Hamisi melanjutkan kondisi siswa di sekolahnya memang masih belum terlalu memahami penggunaan internet. Terutama anak kelas 12 atau kelas 3 yang seharusnya sering memanfaatkan internet untuk mencari informasi atau mendaftar ke perguruan tinggi.
"Rata-rata siswa di sini untuk pemahaman internet masih kurang. Masih perlu banyak sosialisasi. Kadang mereka sudah tahu tapi bingung mau daftar ke sini caranya seperti apa, karena kita kan sistem pendaftarannya online. Artinya sudah dibagikan informasi ini, tapi kadang-kadang mereka bingung. Terpaksa harus ke sini juga panggil operator," cerita Ramdan.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru-guru di sini pun mencoba berinovasi dengan kerap memberikan tugas ke para siswa dan mencari jawabannya di internet menggunakan WiFi di sekolah.
"Biasanya dari masing-masing guru mata pelajaran aja. Jadi biasanya digunakan untuk cari materi yang lebih pas. mereka disuruh cari di lingkungan sekolah yang digunakan untuk wifinya," jelas Ramdan.
![]() |
Diketahui, seusai jam pelajaran sekolah telah usai, banyak siswa-siswa yang datang ke sekolah di sore harinya untuk mengerjakan tugas-tugas yang sudah diberikan.
Karena itu, selaku kepala sekolah, Ramdan pun berterima kasih karena adanya bantuan dari BAKTI Kominfo. Pengadaan akses internet melalui program BAKTI AKSI ini pun dirasa sangat membantu siswa-siswa dan juga guru-guru yang ada di SMA Negeri 9 Halmahera Utara.
Ramadan mengakui, meskipun koneksi internet kadang terganggu karena terhalang abu gunung vulkanik dari Gunung Dukono yang saat ini masih aktif, namun hal itu tak menyurutkan siswa dan guru-guru untuk tetap melek informasi.
"Untuk siswa tidak semua, dan hanya sebagian kecil memiliki handphone. Mudah-mudahan kedepannya bisa memanfaatkan layanan (internet di sekolah). Jadi pesan saya sekalian harapan saya berharap mudah-mudahan alat yang sudah cukup canggih bisa dimaksimalkan oleh siswa dan guru," harapnya.
Adanya internet untuk memudahkan mengakses informasi juga dirasakan langsung oleh siswa SMA Negeri 9 Halmahera Utara, Miranti. Meskipun tak punya HP keduanya bisa mengakses internet di sekolah.
Mentari mengaku ada beberapa mata pelajaran yang biasanya membuat para siswa, seperti dirinya mencari jawaban menggunakan internet. Adapun pelajaran tersebut adalah Sejarah dan PPKN.
"Biasanya disuruh cari informasi-informasi begitu," kata Miranti.
![]() |
Miranti menambahkan biasanya untuk bisa pinjam komputer dan menggunakan internet di sekolah, maka anak-anak harus izin ke operator atau guru yang bertanggung jawab pada ruangan komputer.
"Biasanya digunakan nonton Youtube, Tiktok," imbuhnya.
Sebagai informasi, SMA Negeri 9 Halmahera Utara adalah salah satu sekolah yang mendapatkan bantuan akses internet berupa Wifi dari BAKTI Kominfo melalui program BAKTI Aksi. Dihadirkan sejak tahun 2016, layanan internet gratis ini telah membantu siswa dan guru di SMA Negeri 9 Halmahera Utara tetap terkonektivitas sehingga tidak ketinggalan informasi terkini.
Selain itu, akses internet ini juga sudah dimanfaatkan oleh SMA Negeri 9 Halut dalam proses pembelajaran seperti assessment, Ujian Nasional (UN), dan sistem pembelajaran lainnya. Ke depan, rencananya akses internet ini akan dioptimalkan untuk penggunaan ujian semester.
detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(ega/ega)