Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Batu Unik Ini Diduga Potongan Bumi Purba Sebelum Ada Bulan

Sindiran Anggota DPR soal Relawan Bencana Sumatera Dikecam Warganet


Adi Fida Rahman - detikInet

Warga melewati tumpukan puing kayu untuk menyeberangi Sungai Peusangan pascaputusnya jembatan Awe Geutah di Peusangan Siblah Krueng, Bireuen, Aceh, Minggu (7/12/2025). Kementerian Pekerjaan Umum dibantu TNI/Polri dan masyarakat terus memacu pembangunan jembatan bailey Awe Geutah yang menjadi salah satu jalan alternatif menuju Aceh Utara pascaputusnya jembatan Kuta Blang akibat banjir bandang di lintas jalan nasional Banda Aceh-Medan. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Pernyataan Anggota DPR soal Relawan Bencana Sumatera Dikecam Warganet Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Jakarta -

Pernyataan anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra,Endipat Wijaya, soal penanganan bencana banjir dan longsor di Sumatera ramai menjadi sorotan publik. Ucapannya terkait relawan yang turun membantu korban bencana banjir dan longsor di Sumatera viral di platform X dan menuai gelombang kecaman dari warganet.

Video potongan pernyataan tersebut tersebar luas sejak Senin (8/12/2025) malam, tak lama setelah rapat yang membahas penanganan bencana Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), serta strategi komunikasi digital pemerintah terkait krisis nasional.

Endipat meminta instansi tersebut lebih agresif menggaungkan kinerja pemerintah agar tak "kalah viral" dengan narasi relawan atau influencer yang dianggapnya hanya "sok paling bantu". Ucapan ini langsung memicu gelombang reaksi negatif di platform X, dengan tagar dan sindiran pedas membanjiri timeline.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Konteks Rapat

Rapat Komisi I DPR dengan Menteri Komdigi Meutya Hafid membahas isu strategis nasional, termasuk penanganan bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) sejak akhir November lalu. Bencana ini telah menewaskan ratusan jiwa, mengungsikan ribuan warga, dan merusak infrastruktur secara masif.

Endipat, yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Kepulauan Riau, menyoroti peran Komdigi dalam komunikasi digital. Ia mengkritik narasi di media sosial yang menurutnya merugikan citra pemerintah.

"Fokus nanti ke depan Komdigi ini mengerti dan tahu persis isu sensitif nasional, membantu pemerintah memberitahukan dan mengamplifikasi informasi-informasi itu, sehingga enggak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini sok paling-paling di Aceh, di Sumatera, dan lain-lain itu, Bu," kata Endipat seperti dikutip dari rekaman rapat.

"Ada orang yang cuma datang sekali, seolah-olah paling bekerja di Aceh. Padahal negara sudah hadir dari awal, ada orang baru datang, baru bikin satu posko, ngomong pemerintah enggak ada. Padahal pemerintah sudah bikin ratusan posko di sana. Yang sehingga publik tahu kinerja pemerintah itu sudah ada, dan memang sudah hebat," sambungnya.

Endipat sempat menyinggung relawan yang melakukan donasi Rp 10 miliar tapi viral. Padahal menurutnya pemerintah sudah memberikan triliunan tapi tak dianggap bekerja.

"Orang-orang cuma nyumbang Rp 10 miliar, negara sudah triliun-triliunan ke Aceh itu, bu. Jadi yang kayak gitu-gitu, mohon dijadikan perhatian, sehingga ke depan tidak ada lagi informasi yang seolah-olah negara tidak hadir di mana-mana. Padahal negara sudah hadil sejak awal di dalam penanggulangan bencana," ujarnya.

Kecaman Warganet

Relawan mengangkut bantuan logistik ke atas perahu untuk di salurkan kepada korban yang terisolir akibat banjir bandang dan tanah longsor di Batu Taba, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). Pengiriman bantuan logistic melalui Danau Singkarak menjadi satu-satunya akses transportasi menuju Nagari Malalo, Batipuh Selatan, Tanah Datar, dikarenakan akses jalan menuju daerah tersebut terputus akibat banjir bandang dan tanah longsor di daerah itu.  ANTARA FOTO/Wawan Kurniawan/Lmo/YU Bantuan bencana banjir di Sumatera. Foto: ANTARA FOTO/Wawan Kurniawan
Tak butuh waktu lama, klip video pernyataan Endipat menyebar luas di X, memicu ribuan interaksi. Banyak netizen menilai ucapannya kurang empati terhadap relawan yang turun tangan saat pemerintah dinilai lambat merespons.

"Loh... kok donasi warga bantu warga malah disandingkan dengan bantuan negara? Relawan itu bergerak pakai empati, bukan APBN. Yang satu urunan, yang satunya lagi kewajiban. Jangan di bentur2in: negara ya negara, warga ya warga," ujar @dodisegrovee.

"Pak @endipat_wijaya pernyataan Bpk terkesan kurang menunjukkan empati Masyarakat yg membantu pemerintah justru perlu diapresiasi. Sebagai anggota DPR RI , apalagi mewakili Sumatra, akan lebih baik jika Bpk jg membuat laporan langsung dari lapangan saat pemerintah membantu warga," kata @misssky__.

"Woi pak 3 kalimat lucu "pemerintah nyumbang donasi" Lu kira duit itu punya siapa? Punya dirimu ? Itu pajak rakyat emang wajib kamu pakai untuk membantu korban bencana. Kok pemikiran mu dangkal kali ya gak bisa bedain donasi dan kewajiban negara untuk membantu korban bencana," tutur @zarmendy17.

"Wakil rakyat tapi cemburu sama inisiatif warganya dan lebih berpihak sama pemerintah itu gimana ceritanya?" sindir @epicurina.

"Hai mas Endipat Wijaya..anda itu wakil rakyat apa wakil pemerintah ? Harusnya anda apresiasi. Rakyat yang anda merasa wakilkan itu kompak, dan empati. Masalah pemerintah gaungnya nda kedengaran ya anda teliti kenapanya. Lah kok malah nyalahin orang yang berempati," kata @riza_tuch.

Saksikan Live DetikPagi :




(afr/afr)







Hide Ads