Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Mengenal Ragam Menara Telekomunikasi yang Dipakai Operator

Mengenal Ragam Menara Telekomunikasi yang Dipakai Operator


Rachmatunnisa - detikInet

Tower telekomunikasi
Foto: Rachmatunnisa/detikINET
Klungkung, Bali -

Perluasan jaringan seluler hingga ke pelosok Indonesia membuat kebutuhan terhadap menara telekomunikasi terus meningkat. Namun, tidak semua tower dibangun dengan bentuk, fungsi, atau ukuran yang sama.

Manager OM & Deployment Mitratel Bali-Nusra Andi Baspian Yasma menjelaskan bahwa jenis menara di lapangan sangat beragam dan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan jaringan serta kondisi geografis.

Mitratel mengklasifikasi towernya ke dalam dua kategori utama berdasarkan ketinggian untuk solusi layanan mereka: Micro Tower (dengan tinggi kurang dari 30 meter) dan Macro Tower (tinggi lebih dari 30 meter).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan Andi, tower Mitratel paling dasar adalah Easy Macro (Monopole) dengan ketinggian di bawah 10 meter. Lalu di atasnya ada Micro Pole (MCP) dengan tinggi 12-20 meter, yang saat ini banyak digunakan untuk penambahan kapasitas di wilayah urban. Lalu ada Mini Macro dengan tinggi 21-30 meter.

ADVERTISEMENT

Untuk cakupan yang lebih luas, operator menggunakan Macro Tower yaitu tower dengan tinggi di atas 30 meter. Pada kategori ini beberapa jenis tower, salah satunya Self-Supporting Tower (SST).

"Untuk SST, strukturnya bisa memiliki tiga kaki atau empat kaki, dengan ketinggian bervariasi mulai dari 32, 42, 52, 62 hingga 72 meter. Untuk saat ini sih paling tinggi 82 juga ada, cuma jarang banget kecuali di daerah rural," jelasnya saat berkunjung ke salah satu site tower Mitratel di Kabupaten Klungkung, Bali, Jumat (12/12).

Tower telekomunikasiManager OM & Deployment Mitratel Bali-Nusra Andi Baspian Yasma. Foto: Rachmatunnisa/detikINET

Mitratel menyebutkan, kebutuhan tipe tower sangat bergantung pada kondisi lokasi. Di kawasan padat seperti Bali, banyak jaringan menggunakan struktur yang tidak terlalu tinggi. Sementara di daerah pelosok, terutama di wilayah berbukit seperti Nusa Tenggara Timur, Macro Tower dengan ketinggian lebih dari 50 meter lebih sering dipilih agar sinyal dapat menjangkau area yang lebih luas.

Selain jenis tower, tantangan pembangunan juga berbeda-beda. Di wilayah terpencil, logistik menjadi salah satu hambatan terbesar. Material tower dikirim seluruhnya dari Jakarta dan harus melalui moda transportasi berganti-ganti hingga mencapai lokasi. Tantangan lain datang dari pasokan listrik PLN yang tidak selalu tersedia atau membutuhkan investasi tambahan.

"Lokasi-lokasinya di atas bukit, masuk ke rural yang butuh moda transportasi berganti-ganti. Kemudian power PLN yang juga menjadi problem karena meski pelayanan publik, mereka juga gak bisa asal bangun, punya analisa bisnis juga," kata Andi.


Berikut lebih rinci tentang jenis-jenis tower Mitratel berdasarkan klasifikasi ketinggiannya:

1. Micro Tower (Small Cell)

Tower ini memiliki ketinggian kurang dari 30 meter dan biasanya digunakan di area perkotaan padat penduduk, pusat bisnis, atau di dalam gedung untuk solusi cakupan yang lebih terfokus. Sub-jenis dalam kategori ini meliputi:

  • Easy Macro: Di bawah 10 meter
  • Micro Pole (MCP): Antara 12 hingga 20 meter
  • Mini Macro: Antara 21 hingga 30 meter.
  • Camouflage (Kamuflase): Solusi tiang pintar yang dirancang agar estetis, seringkali terintegrasi dengan penerangan umum atau CCTV.
  • In-Building: Solusi penempatan jaringan di dalam gedung perkantoran atau fasilitas umum.

2. Macro Tower

Tower ini memiliki ketinggian lebih dari 30 meter dan digunakan untuk cakupan area yang lebih luas di daerah sub-urban dan rural. Jenis-jenis utamanya meliputi:

  • Self-Support Tower (SST): Menara yang dapat berdiri sendiri tanpa dukungan kabel baja tambahan. Ketinggian yang umum tersedia adalah antara 30 hingga 72 meter, dengan opsi kaki 3 atau kaki 4. Rata-rata tinggi tower Mitratel secara keseluruhan seringkali berada di kisaran ini, dengan laporan penilaian menunjukkan rata-rata sekitar 63 meter
  • Guyed Mast: Menara yang ditopang dan dikaitkan dengan tali baja. Jenis ini sering digunakan di daerah yang tidak padat penduduk atau area terluar
  • Mobile Tower: Menara yang dapat dipindahkan dengan mudah, digunakan sebagai cadangan jaringan atau dalam situasi darurat.

Keberagaman tipe menara ini menjadi komponen penting dalam memastikan kualitas jaringan telekomunikasi nasional, terutama di tengah peningkatan kebutuhan data dan percepatan implementasi teknologi baru seperti 5G.




(rns/rns)