Jaringan sinyal atau internet rasanya sudah menjangkau hampir seluruh sudut kota-kota besar yang ada di Indonesia. Dengan begitu, maka kemudahan menggunakan media sosial, mobile banking, akses internet semakin mudah dirasakan oleh masyarakat.
Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan warga di Desa Saluta, Tutumaluleo, Halmahera Utara (Halut). Berada di salah satu wilayah di ujung timur Indonesia, warga Desa Saluta belum bisa merasakan adanya kemudahan internet.
Bahkan untuk berkomunikasi, warga harus rela pergi ke pinggir pantai di tengah malam untuk mendapatkan sinyal. Hanya untuk berkomunikasi, setelah fajar datang, sinyal ikut pergi bak terbawa gulungan ombak ke tengah laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitulah potret kesulitan sinyal yang dirasakan langsung oleh warga Desa Saluta. Padahal mereka membutuhkan internet untuk berkomunikasi dan mengakses lebih banyak informasi.
"Untuk tau informasi dari luar kan harus pakai internet. Kita biar di pedalaman harus tau juga kaya itu di kota-kota," cerita seorang Ibu di Desa Saluta, Fitriani Nasution yang ditemui detikcom beberapa waktu lalu.
Menurutnya, beberapa tahun belakang hingga saat ini juga menjadikan internet sebagai suatu kebutuhan. Karena itu, ia menginginkan adanya internet di desa agar bisa selalu up to date atau mendapatkan informasi dengan cepat.
"Dan kita nggak ketinggalan zaman gitu," imbuhnya.
Beruntungnya, keluhan Fitriani terhadap pemenuhan akses internet di desa kini sudah mulai teratasi. Sebab Desa Saluta sudah mulai merasakan pemerataan jaringan dan sinyal internet akibat adanya tower BTS yang dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.
Sejak dibangun tahun 2017, Fitriani mengaku tower BTS ini mampu memantulkan sinyal ke perangkat atau ponsel milik warga Desa Saluta. Sehingga warga sudah lebih mudah mendapatkan jaringan sinyal dan internet untuk berkomunikasi.
![]() |
"Ya kita sudah senang karena ada Bakti ini turun. Sudah bisa internet, video call sama anak yang di luar kota," terang Fitriani.
Berkat adanya sinyal dan internet, Fitriani pun mengaku memanfaatkannya untuk berkomunikasi dengan teman-teman, saudara, atau bermain media sosial seperti Facebook, TikTok, ataupun Youtube.
"Saya buka Youtube untuk nonton ceramah, kadang juga nonton (sinetron di TV melalui Youtube), kadang TikTokan, banyak," sambungnya.
Selain itu, Fitriani juga memanfaatkan adanya internet untuk meningkatkan pendidikan anak melalui Youtube. Ibu dari dua anak ini mengaku hal ini dilakukannya agar anaknya tidak dicap 'kampungan'.
"Perkenalkan (internet) kepada anak kan zaman sekarang belajarnya itu cuma dari internet,Kita ajak belajarnya pakai internet. Kita anak-anak jangan dibikin kampungan. Kita biar di pedalaman tapi modern," jelasnya.
Biasanya melalui Youtube, Fitriani memilih untuk membantunya mengajarkan doa-doa ke anak-anak. Selain itu, ia mengatakan internet juga membantu agar anak-anak Desa Saluta bisa ujian secara online.
Kendati demikian, ia pun tetap melakukan pengawasan agar anaknya tidak sembarangan mengakses internet. Terlebih di dunia maya saat ini menyajikan berbagai macam informasi hoaks atau konten-konten berbahaya yang tidak sesuai dengan usia anak-anak.
"Nanti bisa kita ambil hp-nya dan mengarahkannya, 'nak jangan nonton yang ini ya'," ucap Fitriani.
Atas kemudahan tersebut, Fitriani pun berterima kasih kepada BAKTI. Sebab kehadiran tower BAKTI membuat jaringan dan sinyal di Desa Saluta menjadi lebih baik dan bisa dimanfaatkan oleh warga Desa Saluta. Adapun pemanfaatan internet di desanya kini adalah digunakan warga untuk menjual sapi secara online melalui media sosial Facebook.
Diketahui, tower BTS BAKTI yang ada di Desa Saluta merupakan salah satu infrastruktur BAKTI yang kini terus memfokuskan pemerataan konektivitas di seluruh penjuru wilayah di Indonesia, khususnya pada daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Sebagai informasi, detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(prf/ega)