Dulu Warga Desa Halut Cari Sinyal di Pantai Sampai Dini Hari, Sekarang?
Hide Ads

Tapal Batas Bakti Kominfo

Dulu Warga Desa Halut Cari Sinyal di Pantai Sampai Dini Hari, Sekarang?

Sukma Nur Fitriana - detikInet
Sabtu, 09 Des 2023 13:32 WIB
Jangkauan internet BAKTI Kominfo di Halmahera Utara.
Foto: dok. Rafida Fauzia/detikcom
Halmahera Utara -

Akses sinyal dan internet mungkin jadi hal yang mudah didapatkan bagi masyarakat yang berada di kota-kota besar. Namun, hal itu sulit untuk dirasakan oleh masyarakat yang berada di desa-desa maupun wilayah terluar.

Hal inilah yang dialami oleh warga yang berada di Desa Tutumaloleo, Kecamatan Galela Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Sebelum masuknya internet di sekitar tahun 2017, mereka harus rela untuk pergi ke pantai hingga dini hari.

Husni Rajuna, salah satu warga di Desa Tutumaloleo bercerita dulu sebelum internet masuk ke desa, warga di sana rela untuk 'nongkrong' di swering pantai yang tak jauh dari desa. Untuk diketahui, swering adalah sebuah infrastruktur yang terbuat dari beton untuk melindungi pantai dari ombak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita dulu cari internet ke pantai, jadi kita semua berkumpul di swering (pantai. Banyak orang di sana berjejer di swering pantai, duduk-duduk sampai jam 12 hingga 1 malam. Di sana main-main hp aja gitu sama internetan," ucap Husni kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Diketahui Desa Tutumaloleo mulai mendapatkan akses internet sejak tahun 2017. Di tahun 2017 tersebut, BAKTI Kominfo memasang 1 buah Base Transceiver Station (BTS) dengan jaringan 4G yang bekerja sama dengan operator seluler.

ADVERTISEMENT
Jangkauan internet BAKTI Kominfo di Halmahera Utara.Jangkauan internet BAKTI Kominfo di Halmahera Utara. Foto: dok. Rafida Fauzia/detikcom

Berkat masuknya internet ke desa yang terkenal dengan penghasil gula arennya tersebut, masyarakat dapat dengan mudah berselancar di sosial media. Mereka pun dapat dengan mudah menghubungi sanak saudara hingga berjualan secara online.

"Kalau sekarang nggak perlu lagi ke swering, jadi santai saja di rumah. Internet ini juga membantu saya untuk berjualan gula aren secara online," kata Husni.

Senada dengan Husni, salah seorang warga Hairun Pune menuturkan sebelum adanya tower dari BAKTI, masyarakat di sini susah untuk mencari sinyal. Dirinya pun mengiyakan bahwa warga kerap berbondong-bondong mencari sinyal ke pantai yang tak jauh dari desa.

"Sebelum ada tower (BAKTI) itu masyarakat di sini kita cari signal itu susah, kita nyari signal itu mesti ke pantai. Sesudah tower sudah ada sinyal sudah bagus dengan tower bakti ini, maka masyarakat di sini mulai senang dengan tower ini karena ada sinyal," imbuh Hairun.

Hairun yang juga salah satu warga asli Desa Tutumaloleo mengungkapkan sejak ada internet, anak-anak muda di desa kerap menggunakannya untuk bermain facebook, nonton video di YouTube hingga bermain game.

"Penggunaan (internet untuk) anak muda di sini main game, YouTube, kalau saya sih kurang paham untuk YouTube-YouTube gitu. Saya pakainya untuk telfonan saja," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Halmahera Utara Rymond Novianus Batawi menuturkan kerja sama dengan BAKTI Kominfo sangat menolong Pemkab Halut untuk memberikan akses internet bagi masyarakat yang berada di blank spot internet.

Jangkauan internet BAKTI Kominfo di Halmahera Utara.Jangkauan internet BAKTI Kominfo di Halmahera Utara. Foto: dok. Rafida Fauzia/detikcom

Saat ini, Kabupaten Halmahera Utara memiliki sekitar 10 BTS dengan operator seluler yang berbeda-beda. 1 di antara 10 BTS yang sudah berdiri tersebut, salah satunya berada di Desa Tutumaloleo dengan operator seluler yang mengoperasikan adalah Indosat Ooredoo Hutchison.

"Sudah hampir semua kecamatan di Halmahera Utara ini yang sudah terjamah BAKTI. Kita harapkan sih semua terutama di perbatasan seperti Kecamatan Loloda Utara atau kecamatan yang masuk ke dalam agar cakupannya menjadi lebih luas," ungkap Rymond.

Sebagai informasi, program BTS 4G BAKTI bertujuan mengatasi kesenjangan digital akibat rendahnya permintaan pasar terhadap akses telekomunikasi, sehingga penyelenggara seluler enggan membangun infrastruktur telekomunikasi seperti BTS di daerah-daerah tersebut.

Selain itu, pembangunan BTS di wilayah perbatasan juga dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan negara karena wilayah tersebut merupakan beranda terdepan dan menjadi wilayah yang rentan potensi masalah sehingga perlu adanya dukungan kepada kemudahan akses informasi.

detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!




(prf/ega)
Berita Terkait