Akhir Hayat Internet 3G di Indonesia
Hide Ads

Akhir Hayat Internet 3G di Indonesia

Agus Tri Haryanto - detikInet
Minggu, 30 Jan 2022 09:54 WIB
Bantuan tahap pertama kuota internet gratis telah disalurkan kepada masyarkat untuk menunjang kegiatan pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19. Operator seluler mengimbau agar penerima subsidi kuota tersebut langsung memanfaatkannya.
Ilustrasi Akhir Hayat Internet 3G di Indonesia. Foto: Telkomsel

3G Sudah Jadul

Pengamat telekomunikasi dari IndoTelko Forum Doni Ismanto menilai penghapusan layanan 3G sudah seharusnya dilakukan dan dinilai sudah usang teknologinya.

"(Penghapusan layanan 3G) tepat sekali, karena teknologi 3G kan sudah ketinggalan," ujar Doni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doni menjelaskan dari segi investasi, operator seluler akan kewalahan dalam memelihara layanan 3G, di mana pengembangan 4G sedang gencar dilakukan ke berbagai daerah Indonesia.

ADVERTISEMENT

Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro ITB, Ian Josef Matheus Edward mengungkapkan bahwa dari sisi teknologi, 3G sudah dinilai mahal bagi operator dan masyarakat.

"Memang sudah seharusnya dilakukan, karena secara teknologi menjadi mahal bagi operator dan masyarakat," ujar Ian kepada detikINET.

"Untuk masyarakat 4G yang memiliki teknologi MIMO dan OFDMA akan membuat kualitas layanan bit rate yang lebih baik dan biaya bandwidth frekuensi yang lebih murah. Return of Investment-nya juga seharusnya sudah tercapai untuk yang 3G bagi operator (teknologi CDMA)," tutur Ian.

Apalagi berbicara kecepatan internet 3G ini lebih lambat dari 4G. Di sisi lain, Indonesia juga sudah melakukan penggelaran 5G yang dilakukan Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata.

Kenapa 3G, Bukan 2G yang Dimatikan?

Seiring dengan penggelaran 4G dan mulai diperkenalkannya 5G di Indonesia. Kebutuhan akses internet cepat sudah semakin dibutuhkan masyarakat seiring dengan aktivitas akibat pandemi, yang prosesnya serba digital.

Menurut Menkominfo, layanan 2G sampai saat ini masih dibutuhkan masyarakat, khususnya untuk keperluan telepon.

"2G masih dipertahankan karena itu layanan suara yang masih dibutuhkan masyarakat. Namun, untuk video dan gambar, layanan 3G akan jauh lebih lambat dibandingkan 4G," ujar Johnny.

Layanan data yang menggunakan jaringan 3G akan semakin lemot, apabila penggelaran teknologi seluler paling anyar sudah kian masif, seperti keberadaan 5G.

"Dengan adanya 5G, 3G akan semakin sangat lambat. Jadi, masyarakat perlu mendapatkan layanan yang lebih baik dari 3G," ungkap Johnny.

Kesiapan Operator Matikan 3G

Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooreodo Hutchison yang memiliki layanan 3G, siap menghapus jaringan 3G secara bertahap. Sedangkan Smartfren, operator tersebut saat ini sudah seluruhnya menggunakan jaringan 4G.

"Tahun ini, Telkomsel akan melakukan percepatan upgrade layanan jaringan 3G ke 4G/LTE sebagai kelanjutan komitmen kami selaku leading digital telecommunication company," kata Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam.

Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini menjelaskan bahwa proses transisi peralihan pengguna 3G seluruhnya pindah ke 4G dibutuhkan setidaknya satu tahun.

"Memang teknologi berkembang sangat cepat. Ada 2G, 3G, 4G, dan 5G. Kalau kita sebagai operator seluler harus mengoperasikan keempat teknologi tersebut, tentu itu akan memberikan tambahan beban operasional dan juga investasi perusahaan," ungkapnya.

SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang mengatakan perusahaan berkomitmen untuk terus menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia.

"Kami akan melanjutkan strategi untuk menghadirkan layanan 4G dengan jaringan berkualitas video yang lebih baik untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia," pungkas Steve.

(agt/agt)