Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lagi-lagi mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Kali ini Trump mengklaim dirinya telah menghidupkan kembali badan antariksa nasional AS NASA setelah sebelumnya mati dan ditutup.
"NASA sebelumnya ditutup dan mati sampai saya menghidupkannya lagi. Kini NASA menjadi tempat paling cerah, dan kami memiliki Angkatan Luar Angkasa. Kita mencapai ini dalam 3,5 tahun pertama," cuit Trump lewat akun Twitter @realDonaldTrump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tweet tersebut langsung memancing beragam reaksi netizen. Kebanyakan mengkritik ketidakakuratan informasi dalam tweet tersebut karena menyebut NASA pernah mati dan ditutup sebelum Trump berkuasa. Berbagai kalangan dan NASA sendiri membantah klaim ini. Sejak berdiri pada tahun 1958, NASA tidak pernah ditutup dan sudah pasti tidak pernah mati.
Pernyataan Trump, seperti dikutip dari Space.com, secara tidak langsung telah mengecilkan berbagai upaya NASA dalam pengembangan teknologi luar angkasa berbiaya besar dan berbagai proyek penelitian ilmiah luar angkasa.
Meski NASA tidak meluncurkan roket dalam jangka waktu cukup lama, badan antariksa ini tetap beroperasi mengerjakan bermacam proyek luar angkasa.
Jika mau disebutkan satu-satu, tentu berderet berbagai program yang dikerjakan NASA. Pada 2006 misalnya, NASA mengembangkan penerbangan antariksa komersial yang dimulai pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush dengan membentuk Commercial Cargo Program.
Program ini cukup berhasil karena hingga sekarang pesawat itu secara rutin menerbangkan misi kargo tanpa awak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Kemudian ada Commercial Crew Program yang dimulai pada 2010 di bawah presiden pendahulu Trump, Barack Obama. Program ini berhasil mengembangkan kendaraan luar angkasa Crew Dragon yang bekerja sama dengan SpaceX.
Selain itu, berbagai eksplorasi luar angkasa menggunakan robot NASA pun telah lama dan terus dilakukan. Yang terbaru ada robot penjelajah Perseverance yang diluncurkan menuju Mars minggu lalu.
Namun penelitian dan pengembangan untuk misi tersebut telah dimulai jauh lebih awal. NASA mengembangkan instrumen dan alat untuk rover penjelajah Mars tersebut pada September 2013.
Lalu saat pemerintahan Obama berlangsung, NASA juga mulai mengembangkan kapsul kru Orion yang akan digunakan astronot di masa depan untuk mencapai Bulan dalam program Artemis yang bertujuan mendaratkan lagi manusia di Bulan di 2024.
Jauh sebelumnya, program pesawat luar angkasa NASA dirintis saat pemerintahan Presiden AS Richard Nixon. Pada 1972, Nixon menandatangani undang-undang yang mengizinkan pendanaan USD 5,5 juta ntuk mengembangkan pesawat luar angkasa.
Program ini terus berlanjut diteruskan oleh presiden berikutnya, Gerald Ford, Jimmy Carter, Ronald Reagan, George H. W. Bush, Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama. Program tersebut kemudian secara resmi berakhir pada 2011.
Sebelum program yang panjang ini, presiden John F. Kennedy memprakarsai pencapaian pertama Amerika dalam penerbangan luar angkasa manusia, pertama dengan Project Mercury, kemudian program Gemini dan program Apollo. Yang disebut terakhir membuahkan hasil di bawah pemerintahan Nixon.
Singkatnya, pernyataan bahwa pemerintahan Trump berjasa penuh atas kemajuan yang dibuat di sektor luar angkasa, apalagi menyebut NASA pernah ditutup dan mati sebelum pemerintahannya adalah tidak benar.
Satu hal yang bisa dibenarkan dari pernyataan Trump adalah fakta bahwa Angkatan Luar Angkasa AS memang dibentuk di masa pemerintahan Trump, dan dia juga berusaha meningkatkan anggaran NASA di masa jabatannya.
Meski demikian, jika Trump dengan jumawa menyebut semua pencapaian di sektor luar angkasa bisa diraihnya dalam waktu singkat, Trump harus menengok kembali infrastruktur, fondasi, dan kemajuan yang telah dicapai selama beberapa dekade di kepemimpinan presiden-presiden sebelumnya.
(rns/afr)