Siapa sangka El Salvador bikin gebrakan menjadi negara pertama yang melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Namun, keputusan itu bukan untung.
Gara-gara kebijakan tersebut, negara yang berada di Amerika Tengah itu terancam kolaps perekonomiannya.
Pada awalnya, El Salvador percaya diri saat mengadopsi Bitcoin sebab mereka kaya akan energi geothermal untuk penambangan mata uang virtual tersebut yang lebih ramah lingkungan. Bahkan, ketika pertama kali pengumuman itu, El Salvador juga merencanakan pembangunan Kota Bitcoin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun seperti dikutip detikINET dari Futurism, Rabu (22/6/2022) pemerintah memaksa perbankan dan pertokoan menerima Bitcoin serta para penduduknya juga belum familiar, ternyata malah menghambat perekonomian.
El Salvador rupanya semakin dalam terjerat utang dan sang presiden, Nayib Bukele telah melobi IMF untuk meminjam USD 1,3 miliar, menurut Fortune, berdasarkan pemberitaan pada awal tahun ini. Kemudian beberapa saat setelah Kota Bitcoin diumumkan, obligasi internasional negara itu turun dari 75 sen menjadi 63 sen dan saat ini hanya 36 sen.
Dalam lima bulan setelah El Salvador mengadopsi Bitcoin, diestimasi bahwa sovereign credit negara itu 4 kali lebih buruk dari sebelumnya. Belum lagi harga Bitcoin terpangkas jauh, dari USD 60 ribuan saat El Salvador mulai mengadopsinya dan sekarang berada di bawah USD 40 ribu.
"El Salvador saat ini utang luar negerinya paling tertekan di dunia dan itu karena kebodohan Bitcoin ini. Pasar berpikir bahwa Presiden El Salvador, Nayib Bukele sudah gila dan memang benar demikian," kata Steve Hanke, profesor ekonomi di Johns Hopkins University.
Baca juga: Begini Cara Kerja Tambang Aset Kripto |
Ada beberapa alasan mengapa hal ini terjadi, misalnya kondisi finansial El Salvador sudah buruk sebelum implementasi Bitcoin. Kemudian, warga El Salvador sendiri tidak begitu percaya pada Bitcoin.
Survei dari Central American University September silam mengungkap bahwa 9 dari 10 warga El Salvador tidak tahu apa itu Bitcoin. Kemudian 8 dari 10 mengaku hanya sedikit percaya pada uang digital, bahkan ada yang menyatakan tak percaya sama sekali.
(agt/fay)