Saat dicoba detikINET untuk traveling ke Tokyo dan Yokohama akhir bulan lalu, M10 tidak mengecewakan untuk ukuran kamera low end. Ia mampu tampil memukau saat dipasangkan dengan lensa kit 15-45mm meski dengan mode otomatis (P).
Berikut ulasan kamera berkekuatan 18MP tersebut:
Â
1. Desain
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimensi tersebut membuat fisiknya terlihat kecil di genggaman pria dewasa namun proporsional di tangan perempuan. Tidak terlampau besar, mudah dimasukkan tas tangan dan ringan (300 gram, termasuk baterai, tanpa lensa). Di sisi kanan terdapat karet menonjol untuk pegangan dan memencet shutter.
![]() |
2. Kemampuan Prosesor dan Sensor
Prosesor, sensor dan lensa merupakan trilogi yang tak terpisahkan saat Canon memikirkan produk terbarunya. Dua hal pertama tertanam di bodi kamera sementara untuk urusan lensa bertumpu pada kekuatan optik yang terpisah dari bodi.
Salah satu untuk mengetes kemampuan sensor APS-C CMOS dan prosesor DIGIC 6 yang dibenamkan di M10 yakni dengan membawanya memotret cityscape pada malam hari/sunset. Dengan kondisi tidak menyenangkan tersebut, kamera akan kesulitan bekerja jika dibebani 'otak' yang pas-pasan dan dan kurang sensitif terhadap cahaya.
Cityscape Tokyo dilihat dari Tokyo Sktree (350 meter). Kemampuan M10 masih mampu menangkap puncak Gunung Fuji di kanan atas. |
3. Lensa Kit Oke
Lensa kit 15-45mm IS STM (eq. 24-70mm) sangat representatif untuk segmen M10 seperti food photography, landscape/cityscape, detail, dokumentasi hingga foto narsis/portrait. Â
Daya jangkau 15-45mm membuatnya ringkas untuk kegiatan multiple purpose, efektif dan efisien. Teknologi Image Stabilizer (IS) yang disertakan cukup mengontrol getaran yang tidak perlu saat membidik subjek.
Kemampuan lensa, sensor dan prosesor M10 terlihat saat memotret Teluk Yokohama dengan arsitektur dan kota modern di tepiannya. |
Lensa 15-45mm cocok untuk foto narsis maupun portrait. Terlihat M10 mampu membaca metering dengan sempurna pada lampu ruangan (kiri) maupun cahaya natural. |
Sejumlah fitur penunjang menjadi andalan M10. Sebut saja untuk LCD yang bisa diputar 180 derajat bakal memudahkan foto selfie. Atau kemudahan layar sentuh yang sensitif membuat operasional M10 semudah jari bermain kamera smarthpone.
Lensa kit 15-45mm IS STM (eq. 24-70mm) terlihat saat memotret foodphotography (kiri) dan bokeh malam Yokohama. |
Mirrorless M10 cocok untuk foto traveling. |
Untuk memenuhi kebutuhan koneksi nirkabel, Canon menyematkan EOS M10 dengan fitur WiFI dan Near Field Communication (NFC). Hanya saja untuk fitur NFC, saat dijajal, pengguna perlu mensetting terlebih dahulu dengan perangkat yang lain dan saat transfer data harus dekat sekitar 4 inch. Bahkan untuk beberapa kasus seperti file foto yang besar, harus ditempelkan. Â
Bagi yang mobile, kemampuan NFC ini membutuhkan kebiasaan terlebih dahulu. Dan pada awal-awal penggunaan, akan kesulitan jika sedang terburu-buru untuk mengunggah ke media sosial.
6. Kesimpulan
Dengan menyasar pengguna smartphone yang menginginkan gambar lebih bagus, M10 dapat menjadi pilihan menarik. Kekuatan memotret malam hari dan low light patut diapresiasi -- sesuatu yang sulit diperoleh pada smartphone.
![]() |













































Cityscape Tokyo dilihat dari Tokyo Sktree (350 meter). Kemampuan M10 masih mampu menangkap puncak Gunung Fuji di kanan atas.
Kemampuan lensa, sensor dan prosesor M10 terlihat saat memotret Teluk Yokohama dengan arsitektur dan kota modern di tepiannya.
Lensa 15-45mm cocok untuk foto narsis maupun portrait. Terlihat M10 mampu membaca metering dengan sempurna pada lampu ruangan (kiri) maupun cahaya natural.
Lensa kit 15-45mm IS STM (eq. 24-70mm) terlihat saat memotret foodphotography (kiri) dan bokeh malam Yokohama.
Mirrorless M10 cocok untuk foto traveling.