China bakal membuat pabrik satelit super yang mampu memproduksi 1.000 unit per tahunnya. Pabrik ini akan jadi saingan Starlink milik miliarder Elon Musk.
Langkah ini menjadi awal perlombaan Beijing untuk membangun konstelasi di orbit Bumi rendah. Fasilitasnya berlokasi di dalam pusat peluncuran antariksa Wenchang di provinsi Hainan, bagian selatan China.
Pabrik ini direncanakan akan terintegrasi, dari mulai merakit, menguji, sampai memasangkan satelit dengan roket. Hal ini menjadikannya satu-satunya basis sejenis di negara tersebut dan pusat manufaktur satelit terbesar di Asia, menurut kantor berita milik negara Xinhua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pabrik baru ini hadir di tengah meledaknya sektor antariksa komersial China. Ini juga didukung oleh kebijakan yang mendukung, lonjakan peluncuran roket swasta, dan bahkan visi awal pariwisata antariksa Beijing dalam mempercepat persaingan dengan AS.
Keunggulan utama fasilitas ini terletak pada kecepatan jalur produksinya. Hal ini dapat secara signifikan mengurangi biaya. Satelit dapat berpindah dari perakitan akhir ke landasan peluncuran dalam hitungan jam, berkat kedekatannya dengan lokasi peluncuran komersial Wenchang dan Hainan.
China sendiri mencatat rekor jumlah peluncuran antariksa pada tahun 2025, yang mencapai 80 pada tanggal 6 Desember menurut data Space Stats Online. Sebagai perbandingan, perusahaan antariksa swasta milik Musk, SpaceX, menyelesaikan 146 misi hingga awal November. SpaceX meluncurkan 134 roket tahun lalu, menempatkan lebih dari 2.300 satelit Starlink.
Pabrik super di China tersebut diproyeksi menjadi penopang proyek-proyek pendukung, termasuk pusat manufaktur komponen, dengan target pendapatan klaster kedirgantaraan sebesar 10 miliar yuan tahun 2027. Pabrik ini bermitra dengan Hainan College of Foreign Studies untuk melatih kelompok pertama yang terdiri dari 26 mahasiswa dalam perakitan dan pengujian satelit, sebagai bagian dari rencana memperkuat lini produksi dan menciptakan ribuan lapangan kerja terampil di seluruh rantai pasokan.
"Biaya peluncuran yang lebih rendah membuka ruang ekonomi yang jauh lebih besar bagi industri antariksa," kata China International Capital Corporation. Untuk konstelasi orbit Bumi rendah yang umum, biaya peluncuran mencapai sekitar 30-40% dari total biaya.
Akan tetapi, Zhou Chao, peneliti di lembaga kebijakan publik Anbound, memberi satu peringatan. "Bahkan ketika China mempercepat kemampuan manufaktur dan peluncuran satelitnya, skala dan kepadatan penyebaran Starlink yang sangat besar memberi AS keuntungan sebagai pelopor di orbit Bumi rendah," ujarnya.
Dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan terkemuka Amerika seperti SpaceX, perusahaan-perusahaan China menghadapi kerugian struktural dalam teknologi dan biaya, yang membutuhkan reformasi komprehensif dan investasi berkelanjutan untuk diatasi.
"Perjalanan China menuju bintang-bintang tetap merupakan jalan yang panjang dan sulit," imbuhnya, dikutip dari South China Morning Post (SCMP).
Baca juga: China yang Makin Menguasai Ruang Angkasa |
(ask/ask)