Natuna merupakan satu dari 57 kabupaten yang masuk target dalam pemerataan jaringan telekomunikasi dalam proyek Palapa Ring dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo. Sejak proyek 'tol langit' itu beroperasi pada 2 Maret 2018, sudah banyak transformasi digital yang terjadi di Natuna.
"Palapa Ring beroperasi untuk menstimulus operator telekomunikasi yang berbasis bisnis untuk mengembangkan jaringan pita lebar di area 3T. Palapa Ring dapat dimanfaatkan untuk mengurangi biaya investasi operator operator telekomunikasi tersebut, sehingga pengembangan jaringan pita lebar menjadi layak secara bisnis," ujar PM Palapa Ring Eksisting, Ahmad Aliyul M M kepada detikcom belum lama ini.
Diketahui, Natuna berada pada proyek 2 Palapa Ring Paket Barat (PRB), di mana jaringan serat optik di dalamnya terdapat Natuna. Proyek Palapa Ring Barat dibangun dengan jaringan passive fiber optik standar ITU G654B sepanjang 2.124 km, yang terdiri dari 1.729 kabel fiber optic submarine atau bawah laut dan 404 terrestrial atau bawah tanah, serta dihubungkan dengan perangkat transmisi DWDM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabel bawah laut itu saling terhubung dengan kabel darat di landing station atau Beach Manhole (BMH) di masing-masing titik. Dari BMH itu jaringan bakal masuk ke Network Operation Center (NOC), setelah itu bakal disalurkan ke Base Transceiver Station (BTS) yang menggunakan transmisi microwave atau menggunakan kabel.
Natuna merupakan salah satu titik akses fiber optik dari 11 titik akses fiber optik dan interkoneksi Palapa Ring Barat. Network Operation Center (NOC) Palapa Ring Barat di Natuna terdapat di Kelurahan bandarsyah, Bunguran Timur.
![]() |
Aliyul menjelaskan terdapat enam operator (yang terkait dengan Natuna) yang sudah memanfaatkan jaringan tersebut dengan bandwidth mencapai 64 Gbps. Adapun keenam perusahaan tersebut, yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sebanyak 30 Gbps, PT Mora Telematika Indonesia Tbk 10 Gbps, PT Indonesia Comnet Plus 10 Gbps, PT Aplikanusa Lintasarta 1 Gbps, PT Trans Hybrid Communication 2 Gbps, dan PT Multi Trans Data 1 Gbps.
Plt Kadiskominfo Kabupaten Natuna Ikhwan Solihin menjelaskan keberadaan Palapa Ring Barat membuat internet di Natuna lebih lancar dibanding sebelumnya.
"Sebelum ada PRB ini memang kita di Natuna masih menggunakan VSAT (Very Small Aperture Terminal), ini tidak efektif, banyak daerah yang tidak dilalui jaringan-jaringan akses internet yang memadai. Dengan adanya PRB ini yah kita berharap ke depannya memang lebih bagus. Keberadaannya memang saat ini dirasakan membantu," ujarnya.
Akses Internet Geber Wisata dan Ekonomi di Natuna
Salah satu efek dari kehadiran internet yang lebih lancar ialah sektor pariwisata di Natuna. Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna Kardiman mengungkapkan lancarnya akses internet memberikan dampak positif terhadap promosi wisata di Kabupaten Natuna.
Kemudahan akses internet di Natuna juga mendapat respons positif dari pegiat wisata, salah satunya Pengelola Natuna Dive Resort, Bobby Rozano. Menurutnya, kemudahan akses internet turut menunjang bisnisnya dan aktivitas wisatawan di Natuna
"Ya, akses internet sangat diperlukan dan sangat berpengaruh terhadap bisnis kita. Jadi, alhamdulillah kita bersyukur bahwa kita sudah ada akses internet yang cukup baik di Natuna sehingga bisa men-support seluruh aktivitas kita di sini. Orang-orang yang mau berwisata sambil bekerja, dia kan tinggal bawa laptop, pakai akses internet kita, sudah bisa jalan. Bagus akses internet di Natuna," ujarnya.
![]() |
Selain ini, kini sudah ada juga 'ojek online lokal' dari Natuna bernama NatunaMart (yang akan berubah menjadi NatunaGo). Platform berbasis digital yang berdiri saat pandemi COVID-19 itu turut dimanfaatkan oleh warga Natuna untuk transportasi maupun membeli makanan secara online.
"Jadi kalau kita boleh berterima kasih tuh salah satunya kepada pemerintah sebagai penyedia jaringan internet di Natuna. Seperti kita tahu ada Proyek Palapa Ring, fiber optic di Natuna, ditambah dengan kegiatan proyek BAKTI Kominfo yang menyediakan internet di tempat-tempat blank spot," ujar Sofian.
"Karena internet merupakan tulang punggung dari kegiatan (usaha) ini maka kita bisa bilang andaikan tidak ada BAKTI dan fiber optic ini, mungkin inovasi ini belum hadir hingga saat ini. Terima kasih untuk BAKTI," pungkasnya.
detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(ncm/ega)