Proses merger antara Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) kembali tertunda. Para pemegang saham kedua operator seluler itu sepakat untuk memperpanjang pembahasan penyatuan dua entitas perusahaan.
SVP-Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Steve Saerang menjelaskan, sesuai dengan pengumuman dari pemegang saham kami pada hari ini, telah terjadi diskusi lanjutan antar kedua belah pihak Ooredoo dan CK Hutchison Holdings Limited yang bergerak ke arah yang lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, diperlukan waktu yang lebih panjang untuk melakukan finalisasi perjanjian antara kedua pihak, sehingga kedua pihak sepakat untuk memperpanjang masa eksklusivitas Memorandum on Understanding (MoU) tidak mengikat hingga 16 Agustus 2021," tutur Steve kepada detikINET, Rabu (30/6/2021).
Lebih lanjut, Steve mengungkapkan, kombinasi antara Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia diharapkan dapat mengakselerasi terjadinya transformasi digital di Indonesia.
"Hingga pernyataan ini dibuat belum ada keputusan yang diambil terkait proses negosiasi," ucapnya.
CEO Tri Indonesia Cliff Woo pun mengatakan hal yang sama. Dibutuhkan waktu pembahasan sampai kedua perusahaan menyatakan sepakat atau tidak terkait merger Indosat-Tri Indonesia.
"Diskusi di antara para pemegang saham utama telah memasuki tahap lanjutan dan perpanjangan periode eksklusif ini akan memberikan waktu tambahan bagi kedua belah pihak untuk memfinalkan kesepakatan kombinasi bisnis," kata
Penundaan merger Indosat-Tri Indonesia ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, kedua pemegang saham memperpanjang negosiasi yang tadinya berakhir 30 April 2021 jadi 30 Juni 2021.
Namun rupanya, pembahasan merger tersebut tampak alot sehingga diperpanjang lagi sampai 16 Agustus 2021.
Diketahui, Ooredoo memiliki sekitar 65% saham Indosat. Sementara, di Indonesia Hutchison memiliki Tri yang dikelola PT Hutchison 3 Indonesia. Kesepakatan ini akan melibatkan penawaran tunai dan saham.
(agt/fay)