Konsep itu dibuktikan oleh Ben Schmidt, seorang peneliti di University of Tulsa, Amerika Serikat. Ia membuat layanan pemendek URL d0z.me yang diklaim bisa digunakan untuk melakukan serangan Distributed Denial of Service (DDoS).
Pria dengan julukan Supernothing itu menyampaikan konsepnya di Slashdot seperti dikutip detikINET, Selasa (21/12/2010). Salah satu yang mendasari penelitiannya adalah kemampuan melakukan DDoS lewat Javascript.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, ia melanjutkan, penyerang cukup mengirimkan link pendek itu ke sebanyak mungkin orang. Hal ini, menurutnya, bisa dilakukan lewat social media seperti Twitter, Facebook atau lainnya.
Saat pengguna mengklik link tersebut, mereka akan melihat konten yang diinginkan. Namun sebenarnya, di balik itu, komputer pengguna juga digunakan untuk melakukan serangan DDoS.
Hal ini disebutkan bisa tercapai dengan memanfaatkan iFrame untuk 'membungkus' konten yang ditampilkan. Sedangkan serangannya menggunakan Javascript.
Dua Skenario
Ada dua skenario yang menurut Supernothing bisa dijalankan. Pertama, mencoba menyebarkan link ke konten yang memang menarik dan bisa menjadi sangat populer.
Diharapkan link itu mengarah ke konten yang membuat pengguna betah. Misalnya, ia menyarankan, game online.
Sedangkan skenario kedua adalah memakai d0z.me untuk menggalang relawan untuk menyerang situs tertentu. Hal ini seperti yang dilakukan kelompok Anonymous saat mendukung Wikileaks beberapa waktu lalu.
Bedanya, penggunaan pemendek URL seperti itu bisa memberi alasan bagi para relawan bila diusik oleh pihak berwajib. Mereka bisa mengatakan 'tidak tahu' bahwa link yang mereka kunjungi melakukan serangan ke server lain. (wsh/wsh)