7 Fakta Komet 3I/ATLAS
Hide Ads

7 Fakta Komet 3I/ATLAS

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 09 Nov 2025 16:00 WIB
Teleskop NASA Hubble menangkap gambar komet antarbintang 3I/ATLAS ini pada 21 Juli 2025, ketika komet tersebut berjarak 277 juta mil dari Bumi.
Teleskop NASA Hubble menangkap gambar komet antarbintang 3I/ATLAS ini pada 21 Juli 2025, ketika komet tersebut berjarak 277 juta mil dari Bumi. Foto: NASA,ESA, David Jewitt (UCLA)
Jakarta -

Komet 3I/ATLAS menjadi perhatian ilmuwan dan astronom di seluruh dunia, karena 'tamu' antarbintang yang langka ini punya keistimewaan. Dengan mempelajari komet ini, kita dapat mengetahui lingkungan asalnya, hingga memberikan gambaran tentang medium antarbintang.

Berikut adalah X fakta tentang komet 3I/ATLAS berdasarkan sejumlah hal yang sering ditanyakan, dikutip dari situs European Space Agency (ESA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu komet 3I/ATLAS?

Komet 3I/ATLAS adalah objek antarbintang, yang artinya berasal dari luar Tata Surya kita. Komet yang baru diidentifikasi ini merupakan objek ketiga dari jenisnya yang pernah diamati, setelah 1I/Κ»Oumuamua pada 2017, dan 2I/Borisov pada 2019.

Mengapa penting?

Komet-komet ini benar-benar asing. Setiap planet, bulan, asteroid, komet, dan bentuk kehidupan di Tata Surya kita memiliki asal usul yang sama. Namun, komet antarbintang adalah benda langit yang benar-benar asing, membawa petunjuk tentang pembentukan semesta yang jauh melampaui dunia kita.

ADVERTISEMENT

Kapan dan bagaimana terdeteksi?

Objek ini pertama kali terdeteksi pada 1 Juli 2025 oleh teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di RΓ­o Hurtado, Chili. Lintasannya yang tidak biasa langsung menimbulkan kecurigaan bahwa objek ini berasal dari ruang antarbintang. Hal ini kemudian dikonfirmasi oleh para astronom di seluruh dunia, dan objek tersebut diberi nama resmi 3I/ATLAS.

Mengapa namanya '3I/ATLAS'?

Secara tradisional, komet dinamai berdasarkan penemunya. Saat ini, kita mengikuti sistem penamaan berkode yang dikembangkan oleh International Astronomical Union. Huruf pertama menunjukkan kategori komet tersebut, dalam hal ini 'I' untuk 'Antarbintang'. Angka '3' sebelum 'I' menunjukkan bahwa komet tersebut merupakan komet ketiga dari jenisnya. Kata 'ATLAS' mengacu pada program yang mengoperasikan teleskop yang pertama kali menemukan komet tersebut.

'Spesifikasi' 3I/ATLAS

  • Ukuran: komet 3I/ATLAS memiliki dua bagian. Inti padatnya berdiameter sekitar 3 km, sementara koma (awan gas dan debu di sekitarnya) sangat besar, dengan ukuran mencapai 25.000 km (sekitar dua kali diameter Bumi) pada awal Juli 2025. Koma ini kemudian mengembang lebih lanjut hingga mencapai sekitar 700 ribu km, seukuran lima kali diameter planet Jupiter
  • Kecepatan: sekitar 210.000 km/jam, kecepatan tertinggi yang pernah tercatat untuk pengunjung Tata Surya
  • Usia: miliaran tahun, ditunjukkan dengan kecepatannya yang menakjubkan. Kecepatan ini adalah bukti bahwa ia telah melayang di ruang angkasa untuk waktu yang sangat lama
  • Pendekatan terdekat ke Bumi: sekitar 270 juta km (19 Desember 2025)
  • Pendekatan terdekat ke Mars: 30 juta km (3 Oktober 2025)
  • Pendekatan terdekat dengan Matahari: 210 juta km (30 Oktober 2025)

Apakah membahayakan Bumi?

Komet ini akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi sekitar 270 juta km, sekitar 1,8 kali jarak antara Bumi dan Matahari. Pada titik terdekatnya dengan Bumi, komet ini akan berada di sisi lain Matahari. Komet ini tidak menimbulkan bahaya bagi planet kita maupun planet lain di Tata Surya.

Apa yang akan terjadi pada 3I/ATLAS?

3I/ATLAS adalah komet aktif. Pengamatan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA/ESA telah menangkap semburan debu yang terlontar dari sisi komet yang dihangatkan Matahari, dan jejak ekor debu yang mengalir menjauh dari intinya. Komet-komet yang berasal dari Tata Surya kita menunjukkan perilaku serupa.

Seiring komet terus mendekati Matahari, massanya kemungkinan akan semakin berkurang karena gas beku berubah menjadi uap, membawa debu dan es ke luar angkasa. Pengamatan oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA/ESA/CSA terhadap koma, atau 'halo', yang mengelilingi komet telah mengungkapkan karbon dioksida, air, karbon monoksida, karbonil sulfida, dan es air yang dilepaskan seiring dengan pemanasan komet.




(rns/rns)
Berita Terkait