3I/ATLAS Bukan Komet Biasa, Simak Berbagai Fiturnya Lebih Detail
Hide Ads

3I/ATLAS Bukan Komet Biasa, Simak Berbagai Fiturnya Lebih Detail

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 06 Nov 2025 09:15 WIB
Komet 3I/Atlas
3I/ATLAS Bukan Komet Biasa, Simak Berbagai Fiturnya Lebih Detail Foto: Yahoo Actualites
Jakarta -

Bagaimana jika 3I/ATLAS bukan sekadar komet? Mengapa kecepatan, lintasan, dan gasnya begitu unik?

Para ilmuwan mengamati dengan cermat untuk memahami lebih detail 'tamu misterius' dari luar angkasa ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keunikan 3I/ATLAS

3I/ATLAS adalah pengunjung istimewa dari luar Tata Surya. Dikutip dari Space.com, komet ini ditemukan pada 1 Juli 2025. 3I/ATLAS merupakan objek ketiga yang diketahui berasal dari sistem bintang lain. Tidak seperti komet pada umumnya, 3I/ATLAS tidak mengorbit Matahari dengan cara yang biasa. Kecepatan dan lintasannya yang tidak biasa dengan jelas menunjukkan bahwa ia bukan dari Tata Surya kita. Para ilmuwan sangat tertarik untuk mempelajari objek langka ini saat ia melintasi ruang angkasa.

ADVERTISEMENT

Perubahan Warna

Pada 29 Oktober 2025, 3I/ATLAS menjadi jauh lebih terang dan berwarna biru di dekat Matahari. Perubahan mengejutkan ini diabadikan oleh wahana antariksa NASA, termasuk STEREO-A, SOHO, dan GOES-19. Tidak seperti kebanyakan komet yang tampak putih atau merah, cahaya biru terang 3I/ATLAS pun tampak tidak biasa. Para ilmuwan meyakini gas seperti sianogen dan amonia yang dilepaskan oleh komet menyebabkan cahaya biru tersebut, namun penyebab pastinya masih diteliti.

Jalur dan Kecepatan Aneh

3I/ATLAS bergerak sangat cepat, sekitar 58 kilometer per detik, jauh lebih cepat daripada kebanyakan komet di Tata Surya kita. Komet ini tidak mengikuti orbit tertutup, melainkan hanya melewati Tata Surya sekali sebelum kembali ke ruang antarbintang. Kecepatan dan lintasan ini membantu memastikan bahwa komet ini berasal dari luar Tata Surya kita.

Komposisi dan Gas yang Tidak Biasa

Studi menemukan bahwa 3I/ATLAS memancarkan gas seperti karbon dioksida, sianida, dan nikel atom. Unsur-unsur ini jarang ditemukan di komet Tata Surya. Keberadaan zat kimia tersebut menunjukkan bahwa komet tersebut terbentuk jauh dari bintang asalnya, di lingkungan yang sangat dingin. Hal ini menjadikannya sangat berharga untuk memahami bagaimana sistem planet lain terbentuk.

Teori Tentang 3I/ATLAS

Beberapa ilmuwan menduga 3I/ATLAS mungkin bukan sekadar komet alami. Profesor dan fisikawan University of Harvard, Avi Loeb, menduga komet itu mungkin wahana antariksa dari peradaban alien. Namun, sebagian besar ahli meyakini bahwa komet itu adalah objek alami dengan fitur-fitur yang tidak biasa. Komunitas ilmiah masih memperdebatkan gagasan ini seiring dengan semakin banyaknya data yang dikumpulkan.

Pengamatan oleh Teleskop Hubble

Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA dan Teleskop Luar Angkasa James Webb telah mengamati 3I/ATLAS dengan saksama. Teleskop-teleskop canggih ini mempelajari permukaan, spektrum cahaya, dan perilakunya di dekat Matahari. Observasi mendatang pada Desember 2025 akan memberikan lebih banyak informasi dan membantu memecahkan beberapa misteri komet tersebut.

Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Setelah melewati dekat Matahari dan Bumi pada akhir 2025, 3I/ATLAS akan melanjutkan perjalanannya keluar dari Tata Surya. Selanjutnya? Komet ini tidak akan kembali. Para ilmuwan akan terus mempelajarinya untuk mempelajari lebih lanjut tentang objek-objek dari sistem bintang lain. Yang jelas, komet ini memberikan kesempatan langka untuk memahami materi yang terbentuk jauh di luar Tata Surya kita.




(rns/afr)

Berita Terkait