- Pengertian Turbulensi Pesawat
- Penyebab Turbulensi Pesawat
- Risiko dan Seberapa Sering Terjadi Turbulensi
- Jenis Turbulensi Pesawat 1. Turbulensi Ringan 2. Turbulensi Sedang 3. Turbulensi Hebat atau Ekstrem
- Apa yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Turbulensi? 1. Mengendalikan Rasa Panik 2. Mengencangkan Sabuk Pengaman dengan Benar dan Nyaman
Dalam sepekan terakhir, telah terjadi dua insiden pesawat akibat turbulensi. Namun, apa sebenarnya pengertian dari turbulensi dan bagaimana penanganannya jika kejadian serupa terjadi saat kita terbang?
Bagi Anda yang sering bepergian dengan pesawat terbang, turbulensi merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Turbulensi adalah perubahan mendadak pada kecepatan aliran udara yang menyebabkan pesawat berguncang.
Kejadian seperti ini memang lazim dialami saat penerbangan. Namun, turbulensi berpotensi menjadi bencana jika guncangan yang terjadi sangat kuat dan hebat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari berbagai sumber intensitas dan frekuensi terjadinya turbulensi dikatakan semakin meningkat akibat perubahan iklim yang terjadi. Selain itu, peningkatan jumlah penerbangan juga turut berperan dalam peningkatan kejadian turbulensi yang dialami pesawat-pesawat terbang.
Pengertian Turbulensi Pesawat
Saat mengudara, pesawat terkadang mengalami guncangan atau getaran yang tidak beraturan. Kondisi ini dikenal sebagai turbulensi pesawat, suatu peristiwa yang cukup sering terjadi namun seringkali sulit diprediksi. Turbulensi merupakan ketidakstabilan di atmosfer yang disebabkan oleh perubahan mendadak dalam aliran udara yang mengelilingi pesawat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, turbulensi didefinisikan sebagai keadaan terganggu karena perubahan yang tidak dapat diprediksi dan dikontrol. Sementara Collins Dictionary mengartikannya sebagai kondisi kebingungan dan pergerakan tidak terorganisir dalam area udara, cairan, atau gas tertentu. Dengan kata lain, turbulensi adalah perubahan tekanan dan kecepatan aliran udara secara drastis yang menyebabkan guncangan pada pesawat.
Pada saat turbulensi terjadi, gaya angkat pada pesawat cenderung berkurang dengan sangat cepat. Hal ini dapat memicu pesawat tiba-tiba jatuh secara mendadak. Kondisi ini tidak hanya mengejutkan penumpang, tetapi juga berpotensi menyebabkan cedera hingga kerusakan pada pesawat itu sendiri.
Penyebab Turbulensi Pesawat
Lantas, apa yang menyebabkan udara bergejolak sehingga menimbulkan turbulensi? Salah satu faktor utamanya adalah adanya arus udara yang bergerak dengan kecepatan berbeda-beda. Perbedaan kecepatan aliran udara ini menciptakan hambatan yang memicu gerakan bergulung-gulung di sekitarnya.
Selain itu, kondisi cuaca yang ekstrem juga kerap menjadi pemicu turbulensi. Misalnya saat terjadi hujan lebat disertai badai petir. Pada kondisi tersebut, aliran angin cenderung bergerak secara acak ke atas dan ke bawah, memicu guncangan pada pesawat yang melintas di kawasan itu.
Secara umum, terdapat beberapa penyebab utama turbulensi, antara lain perubahan tekanan atmosfer, wilayah pegunungan, pertemuan antara massa udara dingin dan hangat, serta badai dan petir. Bahkan, aliran jet atau udara yang tidak teratur di sekitar pesawat pun dapat memicu turbulensi.
Meski kondisi cuaca ekstrem dapat dideteksi oleh radar, namun sayangnya turbulensi jenis clear air turbulence yang terjadi di udara cerah justru sulit diprediksi. Oleh karena itu, maskapai dan pilot harus selalu waspada menghadapi kemungkinan turbulensi kapanpun dan dimanapun selama penerbangan berlangsung.
Risiko dan Seberapa Sering Terjadi Turbulensi
Dilansir dari detikJateng, dalam buku 'Meteorologi Penerbangan dan Pengaruhnya terhadap Operasi Pesawat Udara - Rajawali Pers' karya Aminarno Budi Pradana, turbulensi merupakan peristiwa yang paling sering dialami oleh para penerbang. Faktor-faktor terkait cuaca, termasuk turbulensi, berkontribusi sebesar 74,2% terhadap keseluruhan faktor yang mempengaruhi penerbangan.
Meski turbulensi kerap terjadi, insiden kecelakaan fatal akibat turbulensi sangatlah jarang. Berdasarkan data Cirium Ascend, kecelakaan fatal terakhir yang disebabkan turbulensi tercatat pada tahun 1997 dengan melibatkan pesawat Boeing 747 maskapai United Airlines.
Jenis Turbulensi Pesawat
Meski memicu guncangan, turbulensi pesawat memiliki jenis tersendiri dengan dampak yang berbeda-beda. Secara umum, turbulensi dapat dikategorikan menjadi tiga golongan utama berdasarkan intensitas kekuatannya
1. Turbulensi Ringan
Pada saat pesawat mengalami turbulensi ringan tidak memberikan dampak signifikan bagi pesawat maupun penumpang. Guncangan yang dihasilkan pada tingkat ini cenderung tidak mengganggu penerbangan.
2. Turbulensi Sedang
Biasanya saat mengalami turbulensi sedang para awak kabin menuntut pemakaian sabuk pengaman dan berpotensi memindahkan barang-barang yang tidak terikat. Pada tingkat ini, awak kabin biasanya akan menginstruksikan penumpang untuk tetap terikat.
3. Turbulensi Hebat atau Ekstrem
Turbulensi ini biasanya membuat pesawat terombang-ambing di udara dan mengalami guncangan kuat. Benda-benda di pesawat berpotensi terlempar, bahkan pesawat menjadi sulit dikendalikan. Kategori ini dapat diperinci lagi menjadi turbulensi hebat dan turbulensi sangat hebat yang bisa menyebabkan kerusakan fatal.
Dengan memahami kategori turbulensi, baik awak pesawat maupun penumpang dapat mengantisipasi dampaknya dan bersiap dengan tindakan pencegahan seperti mengencangkan sabuk pengaman. Meski jarang berakibat fatal, turbulensi tetaplah fenomena yang harus diwaspadai selama penerbangan.
Apa yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Turbulensi?
1. Mengendalikan Rasa Panik
Tetap tenang dan jangan melakukan tindakan gegabah yang dapat memperburuk keadaan. Selanjutnya, dengarkan dengan saksama arahan dari awak kabin mengenai langkah-langkah yang harus diambil.
Untuk mengurangi rasa cemas, penumpang dapat melakukan teknik pernapasan sederhana seperti metode 4-4-8, yaitu menghirup napas dalam-dalam selama 4 detik, menahan selama 4 detik, lalu menghembuskannya perlahan selama 8 detik. Pola nafas ini dapat membantu menenangkan diri di tengah situasi yang tidak menentu.
2. Mengencangkan Sabuk Pengaman dengan Benar dan Nyaman
Jangan mengambil risiko berdiri atau berjalan saat turbulensi terjadi karena hal ini dapat memicu cedera. Segera kembali ke kursi terdekat dan pastikan sabuk pengaman terpasang erat.
Penting untuk diingat bahwa pilot dan awak kabin telah dilatih khusus untuk menangani turbulensi. Mereka akan memberikan instruksi terbaik agar penumpang tetap aman selama kejadian berlangsung. Percayalah pada keahlian mereka dan ikuti setiap arahan yang diberikan.
Dengan menjaga ketenangan dan kewaspadaan serta mendengarkan awak pesawat, penumpang dapat melewati turbulensi dengan baik. Ingatlah bahwa meski mengguncang, turbulensi jarang mengancam keselamatan jika ditangani dengan tepat.
Jadi, itulah ringkasan penjelasan tentang apa itu turbulensi pada pesawat, termasuk penyebab, risiko, dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat.
*Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(fay/afr)