Fenomena AI bubble atau gelembung kecerdasan artifisial mulai ramai dibicarakan seiring meningkatnya investasi global di teknologi tersebut. Menanggapi hal ini, Direktur Utama Telkomsel Nugroho menilai kemunculan potensi bubble merupakan sesuatu yang lazim dalam siklus perkembangan teknologi.
"Kalau ada sebuah hype, biasanya memang selalu ada potensi bubble. Dulu ada internet bubble, lalu digital startup bubble. Bahkan di antara itu ada 3G bubble, cuma tidak terlalu digembar-gemborkan," ujar Nugroho beberapa waktu lalu di Bandung.
Ia mengingatkan, pada era 3G, banyak operator telekomunikasi yang jor-joran berinvestasi namun akhirnya kolaps karena perhitungan bisnis yang tidak matang. Menurutnya, pelajaran tersebut relevan dengan tren AI saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kuncinya itu balancing antara investment dan monetization. Kalau tidak seimbang, dia bisa jadi korban bubble. Early investment yang terlalu besar juga berisiko," jelasnya.
Meski demikian, Nugroho menegaskan AI tetap merupakan teknologi yang dibutuhkan dan akan sukses. Dan yang perlu dihindari adalah pendekatan emosional karena tren semata.
"Bukan berarti karena ada potensi AI bubble, lalu AI jadi tidak dibutuhkan. Tidak begitu. Yang penting bagaimana kita menjaga keseimbangannya," tegasnya.
Terkait kondisi di Indonesia, Nugroho menilai perkembangan AI masih relatif terkendali dan lebih proper. Hal ini tak lepas dari pengalaman pahit industri digital beberapa tahun terakhir.
"Orang-orang masih trauma dengan startup bubble. Itu membuat pelaku industri lebih hati-hati untuk berinvestasi besar-besaran di teknologi yang sedang booming," ujarnya.
Nugroho pun optimistis tren AI di Tanah Air masih berada di jalur aman.
"Aman, alhamdulillah aman. Cara-cara untuk menghindari risiko bubble juga sudah kami pelajari," kata dia.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Telkomsel baru-baru ini menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menghadirkan AI Innovation Hub, yang menjadi fasilitas pusat AI pertama di Indonesia. Inisiatif ini difokuskan pada pengembangan talenta, riset, dan solusi AI nasional serta berkelanjutan.
(agt/fay)