Dikenal sebagai 'histamenon nomisma', koin kecil jenis ini pertama kali diperkenalkan sekitar tahun 960 M. Di dalamnya terdapat gambar Yesus memegang Alkitab di satu sisi dan gambar Basil II dan Konstantinus VII, dua bersaudara yang memerintah Kekaisaran Bizantium, di sisi lainnya.
Bagian barat Kekaisaran Romawi runtuh pada tahun 476, sedangkan Bizantium, atau Kekaisaran Romawi Timur, terus bertahan hingga milenium berikutnya.
Baca juga: Arkeolog Ungkap Usia Makam Yesus Sebenarnya |
Para arkeolog memperkirakan koin tersebut dicetak antara tahun 977 dan 1025, pada masa pemerintahan kedua bersaudara tersebut, berdasarkan tiga garis putus-putus yang melingkari tepi koin, sebuah elemen desain yang biasa digunakan pada periode tersebut.
Artefak tersebut juga berisi dua prasasti. Yang pertama, ditulis dalam bahasa Latin, berbunyi: 'Yesus Kristus, Raja mereka yang memerintah,' dan yang kedua, dalam bahasa Yunani, bertuliskan: 'Basil dan Konstantinus, kaisar Romawi.' Demikian menurut pernyataan peneliti, seperti dikutip dari Live Science.
![]() |
Namun, para peneliti tidak mengetahui bagaimana koin itu bisa sampai di lereng gunung. Mereka berspekulasi bahwa itu mungkin milik Harald Hardrada, juga dikenal sebagai Harald III, yang memerintah Norwegia dari tahun 1045 hingga 1066.
Sebelum menjadi raja, Harald III bertugas sebagai pengawal kaisar Bizantium. Menurut laporan Miami Herald, merupakan praktik umum bagi penjaga untuk mendapatkan izin menjarah istana setelah kematian seorang kaisar.
Ada kemungkinan bahwa koin tersebut pada akhirnya digunakan sebagai bagian dari mahar Harald III untuk menikahi putri Pangeran Yaroslav (juga dikenal sebagai Yaroslav the Wise) dari Kyiv, di wilayah yang sekarang disebut Ukraina. Koin ini juga mungkin digunakan sebagai alat perdagangan.
Para arkeolog berencana untuk kembali ke situs pegunungan tersebut pada tahun 2024 untuk melakukan penggalian lebih lanjut.
(rns/rns)