Ini Mungkin Alasan Orang-orang Kaya di Dunia Mau Hidup Abadi
Hide Ads

Ini Mungkin Alasan Orang-orang Kaya di Dunia Mau Hidup Abadi

Aisyah Kamaliah - detikInet
Kamis, 23 Des 2021 08:45 WIB
Ilustrasi jenazah
Kemungkinan Alasan Orang-orang Kaya di Dunia Mau 'Mengalahkan' Kematian. Foto: Thinkstock
Jakarta -

Jeff Bezos baru saja pulang dari misi menuju sub-orbital dengan roketnya. Hampir dua bulan kemudian, Bezos memutuskan investasi di Altos Labs yang merupakan startup berdedikasi untuk memperlambat penuaan atau bahkan hidup abadi.

Selain itu ada Larry Page, salah satu pendiri Google. Pada tahun 2013, Google mendirikan Calico, sebuah perusahaan biologi dengan tujuan yang dinyatakan untuk 'menyelesaikan soal kematian'.

Perusahaan, menurut situs web-nya, berusaha untuk menjawab pertanyaan biologis paling menantang tentang bagaimana manusia menua dan dapatkah kita mengembangkan intervensi untuk memungkinkan manusia hidup lebih lama serta hidup lebih sehat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria terkaya di dunia Elon Musk, cukup puas dengan membuat pikiran dan otaknya abadi lewat usahanya di perusahaan Neuralink yang ia dirikan.

Sebenarnya apa yang membuat orang-orang kaya berpikir untuk hidup lebih lama atau bahkan abadi? Rami Kaminski, MD, pendiri dan direktur The Institute of Integrative Psychiatry (TiiPS) menjelaskan kemungkinannya kepada New York Post seperti dilihat Kamis (23/12/2021).

ADVERTISEMENT

"Kematian adalah penyeimbang yang hebat ... satu-satunya hal yang dapat menjatuhkan mereka adalah kematian dan Anda tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka benar-benar takut mati dan keabadian adalah pertahanan utama," ucapnya.

"Mereka ingin mengalahkan satu-satunya hal yang mereka tidak bisa. Mereka memiliki sarana dan kekuatan. Ketika Anda memiliki jumlah uang yang tidak terbatas, Anda mulai mendorong batas. Untuk miliarder super, tidak mengherankan jika mereka memilih batas tertinggi," sambung Kaminski.

Keith Campbell, Psychology and Social Personality Professor dari University of Georgia turut memberikan pendapatnya. Menurutnya, hal itu disebut sebagai proses 'membangun Frankenstein'

"Keinginan ini datang dari kesalahpahaman radikal tentang kondisi manusia, di mana materialisme dan behaviorisme digabung dengan AI. Itu ditambah dengan ego dan ketakutan serta banyaknya uang yang diarahkan untuk penelitian," kata Campbell.

Karena orang-orang ini telah melakukan hal yang tampaknya mustahil dalam kehidupan kerja mereka, dan diperlakukan seperti manusia setengah dewa di media sosial, ego mereka telah berubah menjadi 'Dr Frankenstein', di mana mereka pikir mereka sekarang dapat mengendalikan satu hal yang belum pernah dilakukan manusia. Dalam hal ini, mampu mengendalikan kematian.

"Orang-orang dengan ego besar berpikir bahwa mereka lebih penting daripada organisasi mereka," kata Campbell.

"Mereka berpikir bahwa, jika mereka pergi, dunia akan hancur karena mereka lebih pintar dari yang lain dan mereka ditempatkan di sini karena suatu alasan. Karena mereka sangat sukses dalam mewujudkan keinginan mereka, mereka berpikir, 'Mengapa saya tidak bisa mengalahkan (kematian)? Saya bisa mengalahkan apa pun," lanjutnya.

Perasaan mampu menguasai alam semesta dan memanipulasi semua di alam mengarah ke 'God Complex' yang sangat nyata. Kalau menurut kalian, bagaimana, detikers? Apa alasan seseorang ingin hidup abadi? Tuliskan di kolom komentar.




(ask/afr)