Belajar Tak Kenal Umur, Mahasiswa Fisika Gaet PhD di Usia 89 Tahun
Hide Ads

Belajar Tak Kenal Umur, Mahasiswa Fisika Gaet PhD di Usia 89 Tahun

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 10 Nov 2021 19:10 WIB
Ada yang bilang bahwa belajar dilakukan seumur hidupmu. Hal ini pun dibuktikan bahwa ada seorang mahasiswa fisika dapat gelar PhD di usia 89 tahun. Ia adalah Dr Manfred Steiner.

Steiner mengaku bahwa ini adalah mimpi yang ia inginkan sejak kecil. Ia pun akhirnya mewujudkannya dengan mengambil kuliah di Brown University.
Mahasiswa fisika dapat gelar PhD di usia 89 tahun. Ia adalah Dr Manfred Steiner. Foto: Nick Dentamaro/Brown University
Jakarta -

Ada yang bilang bahwa belajar dilakukan seumur hidupmu. Hal ini pun dibuktikan bahwa ada seorang mahasiswa fisika dapat gelar PhD di usia 89 tahun. Ia adalah Dr Manfred Steiner.

Steiner mengaku bahwa ini adalah mimpi yang ia inginkan sejak kecil. Ia pun akhirnya mewujudkannya dengan mengambil kuliah di Brown University.

"Saya selalu ingin menjadi fisikawan. Saya tahu fisika adalah hasrat saya yang sebenarnya pada saat saya lulus sekolah menengah. Tetapi setelah perang, paman dan ibu saya menyarankan saya untuk mengambil kedokteran karena itu akan menjadi pilihan yang lebih baik di tahun-tahun setelah perang yang penuh gejolak ini," ucap Steiner.

Dr Steiner, yang lahir di Wina, memang memiliki karir yang panjang di bidang kedokteran di mana ia mendapatkan gelar MD dan PhD. Sepanjang karir medisnya, hasratnya terhadap fisika tidak pernah berkurang dan ketika dia pensiun pada tahun 2000, Steiner mulai menghadiri kuliah pertama di MIT dan kemudian di Brown University.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 2007 dia telah menyelesaikan semua persyaratan untuk masuk sekolah pascasarjana dan dia kemudian diterima di program PhD. Mencari penasihat disertasi, dia mendekati ahli Brad Marston yang ternyata sedikit ragu pada awalnya dengan Dr Steiner.

"Sejujurnya, saya skeptis karena orang biasanya tidak melakukan fisika, terutama fisika teoretis, pada usia lanjut," kata Marston.

ADVERTISEMENT

"Tetapi di suatu ketika, saya setuju dan berkata 'ya.' Saya tahu ceritanya, dan saya sangat bersimpati dengan keinginannya untuk memenuhi impian seumur hidupnya menjadi seorang fisikawan," lanjutnya melansir Science Alert. Tapi Marston tidak memberikan Steiner perlakuan khusus. Dia meminta akhirnya Steiner menangani masalah kompleks Bosonisasi.

Steiner dan Marston sekarang sedang mengerjakan penerbitan bagian dari temuan disertasinya dan Steiner akan segera beralih dari salah satu PhD tertua dalam fisika menjadi salah satu fisikawan tertua yang menerbitkan temuan.

"Saya benar-benar berada di puncak dunia. Ph.D. adalah salah satu yang paling saya hargai karena itulah yang saya perjuangkan sepanjang hidup saya," ungkap Steiner penuh haru.




(ask/ask)