Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Teknologi Memory Crystal Edan Banget, Data Bisa Disimpan Miliaran Tahun

Teknologi Memory Crystal Edan Banget, Data Bisa Disimpan Miliaran Tahun


Anggoro Suryo - detikInet

repair of computer hard drives. on the table . concept of computer technology and repair
Ilustrasi HDD. Foto: Getty Images/iStockphoto/fokusgood
Jakarta -

Media penyimpanan modern punya satu kelemahan besar: umur pakainya terbatas. Hard disk bisa rusak, SSD memiliki siklus tulis terbatas, sementara pita magnetik harus terus ditulis ulang agar data tak rusak.

Di tengah keterbatasan itu, sebuah startup asal Inggris menawarkan pendekatan radikal: media penyimpanan yang diklaim mampu bertahan hingga miliaran tahun, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (17/12/2025).

Startup bernama SPhotonix, yang berdiri pada 2024, tengah mengembangkan teknologi 5D optical data storage atau yang kerap dijuluki memory crystal. Teknologi ini menyimpan data di dalam kaca ultra-kuat menggunakan laser presisi tinggi, alih-alih di permukaan media seperti hard disk atau Blu-ray.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SPhotonix memanfaatkan femtosecond laser untuk menulis data ke seluruh volume cakram kaca berbahan fused silica. Informasi dikodekan dalam tiga dimensi ruang, ditambah dua properti optik lain berupa orientasi dan intensitas nanostruktur hasil laser. Kombinasi lima dimensi inilah yang memungkinkan kepadatan data tinggi sekaligus ketahanan ekstrem.

ADVERTISEMENT

Perusahaan tersebut mengklaim satu keping kaca seukuran cakram optik konvensional dapat menyimpan hingga 360 TB data. Namun daya tarik utamanya ada pada daya tahannya.

Dalam kondisi normal, data di media ini diperkirakan tetap dapat dibaca hingga 13,8 miliar tahun, setara dengan usia alam semesta. Kaca ini tahan panas, radiasi, gangguan elektromagnetik, serta degradasi fisik yang biasanya menghantui media penyimpanan jangka panjang.

Tentu saja, teknologi ini belum cocok untuk penggunaan harian. Kecepatan tulis prototipe saat ini masih sekitar 4 MB per detik, sementara kecepatan baca mencapai 30 MB per detik.

Angka tersebut jauh di bawah SSD modern, sehingga posisinya jelas sebagai media deep archive untuk data yang jarang diakses, tetapi tidak boleh hilang. Meski begitu, SPhotonix menargetkan kecepatan baca dan tulis hingga 500 MB per detik dalam tiga hingga empat tahun ke depan.

Dari sisi biaya, sistem ini juga belum murah. Perangkat penulis data diperkirakan dibanderol sekitar USD 30.000, sementara alat pembaca datanya sekitar USD 6.000. Versi pembaca yang siap digunakan di lapangan ditargetkan tersedia dalam 18 bulan.

Meski masih mahal dan lambat, minat dari operator pusat data mulai bermunculan. Di era ledakan data global, biaya menyimpan cold data-termasuk listrik, pendinginan, dan migrasi berkala-semakin membebani. Media penyimpanan pasif yang tidak butuh daya dan perawatan menjadi solusi yang menggoda.

SPhotonix kini mengincar penggunaan arsip ilmiah, catatan hukum, data budaya, dan arsip sejarah-data yang harus bertahan jauh melampaui usia perangkat keras generasi mana pun. Dengan klaim usia simpan miliaran tahun, teknologi ini jelas menargetkan masa depan yang sangat panjang.




(asj/fay)







Hide Ads