6. Bunyavirus
Keluarga virus Bunyaviridae ini mencakup tiga virus: Nairovirus, Phlebovirus, dan Hantavirus. Demam berdarah Korea yang disebabkan oleh Hantavirus pecah selama Perang Korea ketika diperkirakan tiga ribu tentara Amerika Serikat dan Korea terinfeksi penyakit tersebut. Namun, bukti penggunaan langsungnya sebagai senjata biologis masih belum ditemukan.
Bunyavirus menyebabkan infeksi pada manusia seperti Hanta Pulmonary Syndrome (HPS), demam Rift Valley, dan demam berdarah Krimea-Kongo. Infeksinya ditularkan oleh artropoda dan hewan pengerat, serta terkadang dapat menginfeksi manusia juga. Virus Hanta penyebab HPS menyebabkan tingkat kematian hingga 50%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
7. Yersinia pestis
Bakteri satu ini bisa menjadi senjata biologis yang dapat menyebabkan wabah pneumonia. Gejala-gejala awal yang ditimbulkan adalah demam, radang paru-paru yang dapat sebabkan gagal napas hingga berujung kematian bila tidak ditangani dengan baik.
Wabah semacam ini telah digunakan sebagai senjata oleh tentara Jepang saat Perang Dunia II. Yersinia pestis sengaja dijatuhkan di daerah-daerah sekitar China dan Manchuria.
8. Virus Marburg
Demam Berdarah Marburg (Marburg HF) disebabkan oleh virus Marburg dari famili filovirus, yang juga termasuk virus Ebola. Virus Marburg juga merupakan agen perang biologis Kategori A yang diidentifikasi oleh sistem klasifikasi CDC dan dibawa di tubuh kelelawar buah Afrika. Virusnya dapat diisolasi dan diproduksi sebagai senjata biologis.
Uni Soviet melakukan eksperimen dengan virus Marburg dalam bentuk aerosol untuk mengubahnya menjadi senjata biologis operasional strategis. Para ilmuwan Soviet dilaporkan lebih memilih Marburg daripada Coxiella burnetii (demam Q) karena Marburg memiliki tingkat kematian kasus yang tinggi hingga 90%.
9. Aflatoxin
Aflatoxin adalah sejumlah metabolit berbahaya yang terkait secara struktural yang dikembangkan oleh strain jamur tertentu. Metabolit ini menyebabkan kematian sel atau organ, hingga penyakit hati sirosis yang mengakibatkan kegagalan fungsi hati dan kanker.
Komisi Khusus PBB (UNSCOM), pada tahun 1995 menemukan produksi Aflatoxin dan beragam pengerahan amunisi di Irak, yang dihancurkan setelah Perang Teluk. Menurut laporan Army Technology, metabolitnya memiliki toksisitas yang sangat rendah, sehingga diperlukan dalam jumlah besar untuk disebarkan di medan perang untuk menghasilkan dampak yang mematikan.
10. Ebola
Virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di Republik Kongo dan ditransmisikan dari hewan liar ke manusia. Ebola berpotensi dijadikan senjata biologis yang dapat menjadi ancaman besar untuk manusia karena dapat sebabkan kematian. Ada dugaan Ebola diproduksi sebagai senjata oleh Uni Soviet antara tahun 1986 hingga 1990. Namun sejauh ini, dugaan tersebut masih belum bisa dibuktikan.