Menerka Wujud Alien Versi Sains vs Fiksi
Hide Ads

Menerka Wujud Alien Versi Sains vs Fiksi

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 05 Nov 2020 08:31 WIB
alien
Foto: Istimewa
Jakarta -

Apakah alien berwujud manusia berdagu lancip bermata besar yang ramah? Atau makhluk yang abstrak bentuknya, pemikir dan menakutkan? Manusia sering membayangkan seperti apa alien ketika kita menemukannya. Tapi semua gambaran itu tidak realistis.

Faktanya, seperti dikutip dari WUSF, gambaran alien selama ini merupakan kombinasi dari pengalaman manusia, sains dan eksplorasi luar angkasa.

Penulis karya fiksi ilmiah di New York Times dan co-editor The Big Book of Science Fiction Jeff VanderMeer mengatakan, gambaran kehidupan alien telah ada selama berabad-abad. Tapi, baru pada tahun 1960-an muncul berbagai gambaran kehidupan di luar Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gencarnya eksplorasi ruang angkasa yang dilakukan berbagai negara, membangkitkan rasa ingin tahu manusia, sekaligus juga ketakutan tentang wujud dan niat penghuni dunia lain jika kita bertemu dengan mereka.

"Cerita tentang alien sering kali berkisah tentang alien yang datang ke Bumi dan dengan cara mengerikan, atau manusia pergi ke Mars dan menemukan bahwa kehidupan di sana juga cukup mengerikan," kata VanderMeer.

ADVERTISEMENT

"Semua gambaran itu adalah cerminan dari harapan dan ketakutan kita, dan belum tentu merupakan perasaan yang akurat tentang seperti apa alien, sepertinya tidak benar secara biologis," tambahnya.

VanderMeer mengatakan, inspirasi di balik alien berasal dari misteri munculnya kehidupan di Bumi dan semua organisme tak dikenal yang hidup di antara kita.

"Saya pikir terkadang kita lupa bahwa ada banyak kehidupan alien di planet kita sendiri," kata VanderMeer seraya menjelaskan bahwa proses kreatifnya berasal dari penelitian terhadap organisme di Bumi dan membayangkan bagaimana mereka, termasuk kita, akan terlihat di luar angkasa.

"Ada banyak organisme aneh yang sangat indah yang bahkan tidak kita mengerti," ujarnya.

"Saya terkadang merasa seperti kita adalah alien, turun ke planet yang tidak sepenuhnya kita pahami dan kita telah menetap dan hidup tanpa sepenuhnya memahami ekosistem di sini," katanya.

Disebutkan VanderMeer, dirinya kerap merasa bahwa kita pun sebenarnya adalah alien bagi makhluk lain yang asing bagi kita.

"Kita berada di planet yang tidak sepenuhnya kita pahami dan kita telah menetap dan hidup tanpa sepenuhnya memahami ekosistem di sini," katanya.

Sama seperti VanderMeer, para ilmuwan melihat permulaan kehidupan di Bumi sebagai sebuah misteri besar dan berfokus untuk menemukan apa yang mungkin didorong terbentuk oleh ekosistem di tahun-tahun awal keberadaan makhluk hidup di Bumi.

Laurie Barge, seorang ahli astrobiologi di Jet Propulsion Laboratory NASA di California, AS mengatakan bahwa menemukan kondisi yang membantu menciptakan kehidupan di Bumi dapat membantu memahami bagaimana kehidupan dapat terbentuk di dunia lain.

Penelitian Barge berfokus pada pembuatan kembali ventilasi hidrotermal, sistem yang mirip cerobong asap. Dia mempelajari kelayakhunian atau kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan, sistem ini, dan bagaimana kehidupan muncul dari sana.

"Dengan memahami bagaimana kehidupan saat ini hidup dalam ventilasi hidrotermal dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kehidupan hidup di Bumi, dan kemudian jika ventilasi hidrotermal adalah lingkungan primordial untuk kehidupan, maka mungkin itu dapat memberi petunjuk juga tentang bagaimana metabolisme dimulai," ujarnya.

Meskipun tidak mudah untuk memprediksi dengan tepat seperti apa kehidupan awal akan terlihat, Barge mengatakan bahwa itu semua tergantung pada lingkungan yang diputuskan oleh para ilmuwan untuk dijelajahi.

"Jika kami menemukan sesuatu berwujud mikroba, maka mungkin kami bisa melihatnya di bawah mikroskop," katanya.

"Tapi juga, mungkin saja tergantung pada jenis tanda apa yang telah kita lihat tentang kehidupan. Kita mungkin tidak dapat benar-benar melihatnya, dan kita mungkin menemukan tanda kehidupan pada hal-hal seperti mineral, batu, atau bahan kimia," jelasnya.

Para ilmuwan terus bekerja melacak biosignature dan mineral yang mungkin mengindikasikan kelayakhunian di luar angkasa dan potensi kehidupan alien. Sekalipun nantinya penemuan itu tidak tampak seperti Mars yang ramah untuk dihuni, tanda kehidupan sekecil apapun yang ditemukan menunjukkan bukti bahwa kita tidak sendirian di alam semesta ini.