Desmond lantas mengutarakan teori bahwa kebakaran hutan di AS memaksa burung itu bermigrasi lebih awal dari biasanya walaupun cadangan lemak di tubuh mereka tidak cukup sebagai sumber energi. Itu membuat kondisi mereka buruk dan akhirnya tak mampu bertahan. Belum lagi jika mereka harus mengambil rute berbeda untuk menghindari asap kebakaran.
Kemudian kondisi kekeringan serta makin berkurangnya populasi serangga sebagai makanan mereka membuat situasi makin runyam. Perubahan iklim juga tak bisa dikesampingkan lantaran membuat bencana kebakaran atau angin topan makin intens, membuat burung atau makhluk lain makin menderita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perubahan iklim memainkan peran di sini. Kita kehilangan 3 miliar burung di AS sejak 1970 dan kita juga mengalami penurunan tajam serangga, jadi peristiwa saat ini mengerikan buat populasi mereka," tambah Desmond.
"Hal semacam ini akan menjadi semakin umum jika kita tidak mulai melakukan sesuatu," tandasnya, dikutip detikINET dari Las Cruces Sun News, Jumat (18/9/2020).
Teori lain terkait kematian burung yang mendadak dan berjumlah sangat besar ini mungkin terkait dengan angin kencang yang melanda New Mexico. Angin itu membuat kondisi para burung makin lemah.
"Selama migrasi adalah waktu yang sangat bikin stress buat burung-burung itu. Mereka berada dalam potensi kelaparan dan harus survive saat migrasi," kata Jon Hayes, Executive Director Audubon New Mexico.