Di tengah Galaksi Bima Sakti ada sebuah kilauan yang aneh. Memang, diketahui ada sebuah lubang hitam besar di sana, namun ternyata ada tambahan cahaya sinar gamma berenergi tinggi, di atas dan di luar aktivitas yang kita ketahui.
Nah, cahaya inilah yang sedang ingin dicari tahu oleh para ilmuwan hingga makan waktu tahunan. Cahaya ini disebut Galactic Center GeV Excess (GCE). Penjelasan yang masih diperdebatkan adalah bahwa cahaya merah itu secara teoritis mungkin dihasilkan oleh pemusnahan dark matter, meski penelitian terbaru mematahkan hal ini.
Sebelumnya, para astronom meyakini bahwa materi gelap mengalami pemusnahan diri sehingga menjadi kontributor dominan untuk fenomena GCE, berdasarkan analisis menggunakan metode statistik non-Poissonian template fitting (NPTF). Metode wavelet dan studi oleh astronom lain juga mendukung ide ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, dalam serangkaian model lengkap yang mencakup perkembangan terbaru dalam simulasi tonjolan galaksi dan sumber emisi sinar gamma lainnya di pusat galaksi, tim astrofisikawan kini telah mengesampingkan hancurnya dark matter sebagai sumber cahaya tersebut.
"Dalam banyak model, partikel ini berkisar dari 10 hingga 1.000 kali massa proton, dengan partikel yang lebih masif secara teoritis kurang kuat sebagai partikel dark matter," kata ahli astrofisika UCI Manoj Kaplinghat.
"Dalam makalah ini, kami mengeliminasi dark matter dari kemungkinan yang ada," sambungnya dikutip dari Science Alert, Sabtu (29/8/2020).
Kebingungan ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan masih menjadi PR para astrofisikawan. Misteri ini tak kunjung terselesaikan bergabung dengan teka-teki lain dari Galaksi Bima Sakti. Hmm memang galaksi kita ini sangat menarik untuk dipelajari ya.
(ask/fay)