Siapa sangka Bulan yang setiap hari kita lihat di langit malam tidak setua perkiraan. Satelit alami Bumi ini rupanya 85 juta tahun lebih muda dari perkiraan ilmuwan.
Temuan dari studi yang dilakukan oleh German Aerospace Center ini melihat bagaimana terbentuknya Bulan miliaran tahun yang lalu. Bulan sendiri terbentuk setelah ada protoplanet seukuran Mars yang menabrak Bumi yang kemudian menghasilkan objek bebatuan baru di angkasa.
Dikutip detikINET dari Space, Kamis (16/7/2020) ilmuwan awalnya memperkirakan tabrakan ini terjadi 4,51 miliar tahun yang lalu. Tapi studi baru menemukan tabrakan yang melahirkan Bulan ini terjadi 4,425 miliar tahun yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menentukan perbedaan usia hingga 85 juta tahun ini, tim ilmuwan melihat pada dua timeline yaitu berapa usia Bumi saat ditabrak planet, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan lautan magma di Bulan untuk mendingin setelah menjadi padat.
Model matematika milik ilmuwan menunjukkan proses kedua membutuhkan waktu sekitar 200 juta tahun dari awal hingga akhir. Simulasi yang bedasarkan evolusi mineral silika di Bulan dari waktu ke waktu kemudian mendorong ilmuwan untuk menyimpulkan bahwa usia Bulan adalah 4,425 miliar tahun.
"Dengan membandingkan komposisi yang dihitung dari bebatuan Bulan dengan komposisi yang diprediksi dari lautan magma di model kami, kami bisa melacak evolusi lautan ini ke titik awalnya, waktu di mana Bulan terbentuk," kata peneliti German Aerospace Center Sabrina Schwinger dalam keterangannya.
Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menghubungkan pembentukan Bulan dengan pembentukan inti metalik Bumi. Temuan ini dijabarkan dalam studi yang diterbitkan di jurnal Science Advances.
"Ini pertama kalinya usia Bulan bisa dikaitkan langsung dengan peristiwa yang terjadi pada akhir pembentukan Bumi, terutama pembentukan inti," kata profesor di Institute of Planetology at the University of Münster, Thorsten Kleine dalam keterangan yang sama.
(vmp/afr)