Grab Punya Layanan Travel di 2019, Bisa Saingi Traveloka cs?
Hide Ads

Grab Punya Layanan Travel di 2019, Bisa Saingi Traveloka cs?

Moch Prima Fauzi - detikInet
Senin, 31 Des 2018 19:23 WIB
Foto: Robi Setiawan/detikcom
Jakarta - Beberapa waktu lalu Grab mengumumkan dua layanan baru yang akan muncul di 2019. Salah satunya adalah kemudahan dalam memesan tiket pesawat dan hotel.

Layanan itu dihadirkan Grab berkat campur tangan Booking Holdings yang memiliki beberapa situs perjalanan seperti Agoda.com, KAYAK, Priceline, termasuk Booking.com. Sebagaimana diketahui, Booking Holdings merupakan salah satu investor di Grab bersama beberapa perusahaan ternama lainnya.

Keseriusan Grab bersama Booking Holdings ini otomatis akan menambahkan kompetisi pasar travel Tanah Air. Beberapa perusahaan yang sudah eksisting di bidang ini antara lain Tiket.com, Pegipegi, AiryRooms serta Traveloka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Merangkum dari CNBC Indonesia yang mengutip GDP Venture, Traveloka merupakan aplikasi online booking yang paling banyak di unduh per bulan, diikuti oleh Agoda dan Tiket.com.

Pada kuartal IV-2017, jumlah unduhan aplikasi Traveloka mencapai 1,9 juta, disusul oleh Tiket.com yang mencapai 764.929 ribu. Ini memperlihatkan bahwa Traveloka masih menjadi pemimpin pada pasar online booking.

Selain itu, Traveloka telah bekerja sama dengan AiryRooms untuk menyediakan layanan booking online hotel dengan harga terjangkau. Kerja sama ini membuat Traveloka dapat menyediakan 300 ribu pilihan hotel untuk penggunanya dan semakin mematenkan posisinya sebagai pemimpin pasar.

Di sisi lain, Grab juga memiliki pasar yang luas karena telah tersedia di 8 negara di kawasan Asia Tenggara. Selain itu perusahaan asal Singapura ini juga telah memiliki jumlah unduhan aplikasi sebanyak 125 juta.




Di Indonesia, Grab telah menguasai seluruh layanan transportasi online baik roda dua maupun roda empat. GrabBike diketahui memiliki kue pasar 60% sementara GrabCar mendominasi 70% pasar di Indonesia. Selain itu Grab juga memiliki layanan taksi di beberapa bandara di Indonesia.

Sementara itu potensi pariwisata yang ada di Indonesia tercatat mengalami tren positif. Kembali mengutip CNBC Indonesia, Kementerian Pariwisata mengungkapkan jumlah perjalanan wisata domestik pada 2017 mencapai 270,28 juta atau tumbuh 2,4% dibanding 2016. Sedangkan rata-rata pertumbuhan perjalanan wisata domestik selama kurun waktu 10 tahun terakhir sebesar 2,61% per tahun.

Total pengeluaran wisatawan domestik tahun 2017 mencapai Rp 253,45 triliun atau tumbuh 4,87% dari tahun sebelumnya. Menariknya 33% pengeluaran wisatawan domestik merupakan keperluan transportasi. Sementara untuk keperluan akomodasi hanya 6,42%.

Lantas apakah Grab akan mampu mengambil potensi ini? Mari kita lihat di tahun 2019.


(prf/krs)