Telegram memblokir sejumlah channel milik kelompok militan Hamas. Tapi pemblokiran ini hanya dilakukan di ponsel Android karena melanggar pedoman Google Play Store.
Menurut laporan CNBC, dua channel Telegram milik Hamas bernama 'hamas_com' dan 'al-Qassam brigades' kini tidak bisa diakses pengguna Android. Tapi channel lain seperti 'Gaza Now' masih bisa diakses di Telegram.
Pengguna yang mencoba mengakses channel tersebut disambut dengan pesan error yang mengatakan, "Sayangnya saluran ini tidak bisa ditampilkan di aplikasi Telegram yang diunduh dari Google Play Store."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesan error tersebut mengindikasikan pemblokiran hanya dilakukan di platform Android, sementara di platform atau sistem operasi lain channel masih bisa diakses. Seorang juru bicara Google yang tidak disebutkan namanya merujuk kepada kebijakan Google yang melarang konten kekerasan terkait terorisme di dalam aplikasi.
Setelah Hamas meluncurkan serangan ke Israel pada 7 Oktober lalu, platform media sosial seperti Meta dan Twitter/X mengatakan mereka sudah memblokir akun yang terkait dengan Hamas dan membatasi penyebaran misinformasi terkait konflik ini di platform-nya.
Tapi kebijakan Telegram biasanya lebih longgar, dan jarang memblokir channel kecuali terpaksa. CEO Telegram Pavel Durov bahkan sempat ragu menutup channel milik Hamas.
Dalam postingan di channel pribadinya pada 13 Oktober lalu, Durov menolak menghapus channel milik Hamas karena dianggap sebagai sumber innformasi yang penting.
Durov mengatakan Hamas sebelumnya menggunakan Telegram untuk memperingatkan warga sipil di Ashkelon untuk mengungsi sebelum mereka menembakkan rudal. Tapi laporan Human Rights Watch juga menemukan Hamas menggunakan Telegram untuk menyebarkan video serangannya.
"Apakah dengan mematikan channel mereka membantu menyelamatkan nyawa orang banyak -- atau justru membahayakan lebih banyak nyawa? Meskipun mudah bagi kita untuk menghancurkan sumber informasi ini, hal ini berisiko memperburuk situasi yang sudah parah," kata Durov dalam postingannya, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (27/10/2023).