Siaran TV digital tak hanya menawarkan suguhan kualitas gambar bersih dan suara jernih, tapi juga memberikan informasi kebencanaan yang terjadi di lingkungan sekitar masyarakat, misalnya gempa bumi.
"Memang yang dijanjikan seperti itu, ketika terjadi bencana, maka siaran TV akan terhenti dan menyampaikan informasi mengenai bencana," ujar Direktur Eksekutif ICT Institute kepada detikINET, Selasa (22/11/2022).
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menerapkan penghentian siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) pada 2 November 2022. Hanya saja pelaksanaannya baru sampai 230 Kabupaten/Kota, termasuk wilayah Jabodetabek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin karena baru migrasi dan kemudian bencana terjadi, sehingga sistem belum siap," sambungnya.
Kabupaten Cianjur yang kemarin mengalami gempa bumi tidak termasuk daerah yang dilakukan migrasi TV analog ke digital. Artinya, wilayah ini masih jadi pekerjaan rumah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate untuk segera mengalihkan siaran TV analog ke TV digital di area tersebut.
"Ini jadi PR Menkominfo agar early warning system kebencanaan di TV digital konsepnya diperjelas dan karena Indonesia adalah negara Ring of Fire, maka perlu segera diterapkan," tuturnya.
Pengamat teknologi ini pun mendorong Kominfo dan juga penyelenggara multipleksing untuk menyelesaikan wilayah yang siaran TV digital belum mengudara.
"Memang, beberapa wilayah masih belum migrasi penuh ke digital, tapi setelah semua digital, maka informasi kebencanaan di TV digital harusnya sudah siap dijalankan," pungkasnya.
Jumlah korban jiwa capai 162 orang
Sementara itu, jumlah korban bencana gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo terus bertambah. Bahkan berdasarkan data terbaru, jumlah korban meninggal mencapai 162 orang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mengatakan gempa yang terjadi pada pukul 13.20 WIB tersebut berskala sedang namun mengakibatkan daya rusak yang luar biasa. Tercatat total korban meninggal dunia mencapai 162 orang, dan korban luka ringan sebanyak 326 orang.
"Mohon maaf saya sampaikan berita buruk, korban meninggal kejadian 162 orang dan 326 luka berat yang didominasi patah tulang hingga luka akibat benturan," kata Ridwan Kamil saat jumpa pers di Pendopo Cianjur, Senin (21/11/2022) malam.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga mengatakan jika ada 13.784 warga yang mengungsi. Sedangkan untuk jumlah bangunan yang rusak lebih dari 2.000 unit.
"Pengungsi akan dibagi dalam belasan posko pengungsian yang dibangun di berbagai wilayah yang terdampak, terutama di wilayah Cugenang. Untuk rumah rusak, itu berdasarkan klasifikasi kerusakan 60-100 persen," kata dia.
(agt/fay)