Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Xperia Play Seakan Hidup Kembali, Tapi Bukan oleh Sony

Xperia Play Seakan Hidup Kembali, Tapi Bukan oleh Sony


Adi Fida Rahman - detikInet

Ayaneo Pocket PLAY
Xperia Play Seakan Hidup Kembali, Tapi Bukan oleh Sony Foto: Ayaneo
Jakarta -

Nama Xperia Play kembali ramai diperbincangkan setelah bertahun-tahun menghilang dari dunia smartphone. Namun kebangkitannya kali ini datang dari arah yang tak terduga.

Bukan Sony, melainkan perusahaan perangkat gaming asal China, Ayaneo, yang menghadirkan interpretasi modern dari ponsel gaming legendaris tersebut lewat perangkat terbarunya, Ayaneo Pocket PLAY.

Ayaneo resmi mengungkap desain perangkat ini lebih dari empat bulan setelah pertama kali mengumumkan rencana produksinya. Secara visual dan konsep, Pocket PLAY jelas terinspirasi dari Xperia Play-ponsel Sony Ericsson yang dirilis pada 2011 dan dikenal sebagai smartphone gaming geser pertama di dunia. Meski proyek tersebut kala itu gagal secara komersial, desain ikoniknya justru kini dianggap "terlalu maju untuk zamannya".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Desain Geser Legendaris Kembali Muncul

Ayaneo Pocket PLAY mengusung mekanisme geser horizontal, di mana bagian layar dapat didorong ke atas untuk menampilkan kontrol gaming fisik. Saat dibuka, pengguna akan menemukan D-pad, tombol aksi, serta dua touchpad yang oleh Ayaneo disebut sebagai "touchpad pintar". Konsep ini sangat mengingatkan pada Xperia Play, namun dikemas dengan pendekatan modern khas perangkat gaming genggam masa kini.

Selain tombol gaming, perangkat ini juga dilengkapi tombol menu aplikasi serta sebuah tombol tambahan di sisi kanan bawah yang diduga berfungsi untuk mengaktifkan mode picture-in-picture (PiP). Pegangan bodinya menampilkan tombol khas Ayaneo, mengindikasikan integrasi perangkat lunak yang dioptimalkan untuk bermain gim dalam mode genggam.

Berbeda dari tren ponsel modern yang mengusung modul kamera menonjol, bagian belakang Ayaneo Pocket PLAY justru tampil rata sepenuhnya dengan dua lensa kamera tanpa tonjolan. Desain ini memberikan kesan minimalis sekaligus ergonomis saat digunakan bermain gim.

Pada sisi atas, terdapat empat tombol bahu, ditemani tombol volume dan tombol daya di bagian tengah. Port pengisian daya USB-C ditempatkan di sisi bawah, yang berpotensi kurang ideal ketika perangkat digunakan sambil diisi daya. Dua lubang di masing-masing ujung bodi diyakini sebagai speaker stereo, sementara ventilasi udara di kedua sisi mengonfirmasi kehadiran kipas pendingin aktif-fitur yang tergolong langka untuk sebuah smartphone.

Ayaneo Pocket PLAYAyaneo Pocket PLAY Foto: Ayaneo

Bukan Flagship, Fokus ke Pengalaman Gaming

CEO Ayaneo, Arthur Zhang, sebelumnya menegaskan bahwa Pocket PLAY tidak akan menggunakan chipset paling kencang di pasaran. Dengan demikian, penggunaan prosesor kelas flagship seperti Snapdragon 8 Elite dapat dipastikan absen. Strategi ini menunjukkan bahwa Ayaneo lebih memprioritaskan pengalaman bermain dan desain unik, ketimbang sekadar adu spesifikasi.

Dalam video teaser terbaru, Ayaneo memperlihatkan dua pilihan warna, yakni putih/perak dan hitam. Varian putih bahkan sekilas mengingatkan pada desain PSP Go, memperkuat nuansa retro yang menjadi identitas lini produk "REMAKE Retro" milik Ayaneo-sebuah pendekatan yang menggabungkan desain klasik dengan teknologi modern.

Hingga kini, Ayaneo belum mengungkap detail spesifikasi lengkap, harga, maupun jadwal rilis Pocket PLAY. Namun, perusahaan telah membuka halaman pra-pendaftaran Kickstarter, memungkinkan calon pengguna mendapatkan pembaruan terbaru.

Menariknya, ini menjadi produk pertama Ayaneo yang diluncurkan melalui Kickstarter, bukan Indiegogo seperti perangkat-perangkat sebelumnya. Langkah ini diduga berkaitan dengan perubahan kebijakan platform yang belakangan berdampak pada keterlambatan pengiriman sejumlah kampanye hardware.

Meski beberapa perangkat lain seperti ANBERNIC RG Slide atau aksesori gaming magnetik juga mengusung mekanisme geser, Ayaneo Pocket PLAY menonjol sebagai smartphone gaming geser pertama dalam hampir 15 tahun. Perangkat ini bukan sekadar meniru masa lalu, tetapi mencoba menghadirkan kembali ide Xperia Play yang dulu gagal-kali ini dengan ekosistem gaming mobile yang jauh lebih matang.

Xperia Play memang tak kembali lewat Sony, tetapi semangatnya kini hidup lagi dalam wujud yang lebih relevan dengan era modern. Tinggal menunggu apakah nostalgia yang diperbarui ini mampu menarik minat pasar global.




(afr/afr)





LIVE