Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan tengah melakukan investasi mendalam terkait dugaan kebocoran data registrasi SIM prabayar. Tetapi dari mana sumber kebocoran data tersebut?
Disampaikan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, bahwa saat ini Kominfo melakukan investigasi dengan menggandeng pihak-pihak terkait, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Karena kadang-kadang yang namanya hacker juga tidak memberikan data secara lengkap. Itu jadi kita mencari supaya kita tahu data siapa ini yang lain yang bocor dan bagaimana kita melakukan mitigasi dan pengamanannya," ujar Semuel di Jakarta, kemarin.
Semuel mengungkapkan kalau Direktorat Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kementerian Kominfo hanya menyimpan data registrasi SIM card bentuknya agregat, seperti seberapa banyak pelanggan aktif di operator seluler.
"Kalau di operator pasti menyimpan data yang dibutuhkan, seperti nomor telepon, alamat. Dukcapil juga. Makanya, kami ingin melakukan pendalaman, karena struktur datanya itu setelah dicocokan tidak sama persis, apakah ini ada kesengajaan atau strategi hacker, makanya dilakukan pendalaman," tutur Semuel.
"Kalau strukturnya yang sama, pasti ada itu nomor telepon dan NIK, tapi lainnya tidak sama. Jadi, itu yang kita perdalam, ini di mana kebocorannya," sambungnya.
Semuel menjelaskan saat pelanggan seluler melakukan pendaftaran nomor telepon prabayar miliknya yang divalidasi dengan NIK dan nomor KK, itu data masukknya ke operator yang kemudian melakukan pengecekan dan memvalidasi dengan berkoordinasi dengan Dukcapil terkait dugaan kebocoran data SIM card prabayar ini.
"Makanya itu, kami melakukan pendalaman (dugaan kebocoran data registrasi SIM card prabayar) di operator, Dukcapil, atau komunikasinya. Jadi, mereka lagi bekerja, karena tidak persis datanya, masih ada misteri, tapi yang sudah pasti itu ada NIK dan nomor telepon, tapi itupun setelah dicek semua itu tidak valid semua, maka itu kami lakukan pendalaman," pungkas Semuel.
Dalam beberapa hari ini, isu kebocoran data registrasi SIM card prabayar nyaring terdengar setelah akun Bjorka di forum hacker breached.to mengungkapkan memiliki 1,3 miliar data berukuran 87 GB yang isinya mencakup NIK, nomor telepon, operator seluler, tanggal registrasi.
Simak Video "Video: Soal e-SIM, Komdigi Bakal Kerja Sama BSSN untuk Cegah Data Bocor"
(agt/fay)