Fakta-fakta Kebocoran Data Registrasi SIM Card

Fakta-fakta Kebocoran Data Registrasi SIM Card

ADVERTISEMENT

Kolom Telematika

Fakta-fakta Kebocoran Data Registrasi SIM Card

- detikInet
Selasa, 06 Sep 2022 08:44 WIB
Alfons Tanujaya
Alfons Tanujaya
Praktisi sekuriti komputer sejak tahun 2000. Pengamat finansial, pengusaha dan mantan bankir. Dosen tidak tetap di Prasetiya Mulya Business School.
Program registrasi ulang prabayar bagi pelanggan lama, sudah memasuki batas akhir pada hari ini, Senin (30/4/2018).
Ilustrasi SIM card. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Kebocoran data membuat masyarakat Indonesia yang mengerti makin religius, sibuk berdoa semoga data yang mereka percayakan kepada pengelola data bisa aman.

Sementara pengelola datanya sibuk menyangkal, data masyarakat Indonesia makin hari makin banyak yang bocor. Kebocoran data yang cukup memprihatinkan adalah kebocoran data registrasi kartu SIM yang memuat pendaftaran 1,3 miliar data.

Bjorka KominfoKebocoran data registrasi kartu SIM yang mencapai 1,3 miliar Foto: Dok. Vaksincom

Pada awalnya kebocoran data ini terkesan bombastis, penduduk Indonesia saja kurang dari 300 juta dan pendaftaran kartu SIM diperkirakan sedikit lebih dari 300 juta karena banyak yang memiliki lebih dari 1 kartu SIM.

Namun Bjorka yang memiliki file tersebut dan menjualnya seharga USD 50 ribu membagikan data gratis sebagai bukti sebanyak 2 juta pendaftaran SIM beserta data pelengkap seperti NIK, nomor telepon, operator seluler dan tanggal pendaftaran. Sedangkan data tersebut didapatkan pada bulan Agustus 2022, jadi masih hangat dan cukup baru.

Vaksincom mencoba meneliti keabsahan data yang diberikan, apakah nomor telepon, NIK yang terkandung di dalam sampel data yang diberikan tersebut cukup otentik. Dari nomor NIK yang diberikan sebagai sampel, semua nomor NIK yang dicek secara random 100% merupakan NIK yang otentik dan nomor telepon yang terkait dengan NIK tersebut ternyata aktif dan memang digunakan oleh pemilik NIK yang bersangkutan.

Bjorka KominfoSalah satu nomor yang bocor memang merupakan nomor yang sah Foto: Dok. Vaksincom

Data sampel yang diberikan memiliki detail sebagai berikut :

  • Nama file : phone2Monly.csv
  • Ukuran : 143,2 MB
  • Database : 2 juta pendaftaran kartu SIM

Jika data aslinya sesuai klaim Bjorka adalah 87 GB (87.000 MB) dalam format CSV (Comma Separated Value) mengandung 1,3 miliar database. Dengan asumsi ukuran data adalah text yang tidak akan jauh berbeda, maka berdasarkan ukuran sampel data di atas bisa diperkirakan data sebesar 87 GB akan memuat data sebanyak :

87.000 MB / 143,2 MB X 2.000.000 database = 1.215.083.799 database

Dapat disimpulkan angka 1,3 miliar data registrasi SIM yang di klaim cukup masuk akal dengan toleransi perbedaan data +/- 10%.

Lalu sekarang pertanyaan terbesarnya adalah, dari mana datangnya angka 1,3 miliar registrasi kartu SIM dimana kita ketahui bahwa jumlah kartu SIM aktif di Indonesia yang aktif adalah sekitar 300an juta.

Satu-satunya jalan adalah masuk ke dalam datanya dan menganalisa lebih jauh. Sementara institusi yang seharusnya bisa menjawab hal ini sibuk menyangkal dan mengatakan datanya bukan dari institusinya.

Atau dengan kata lain : Yang penting bukan salah gua. Alias lepas tangan.

Padahal jelas-jelas institusi yang bersangkutan yang mengeluarkan peraturan bahwa setiap pengguna kartu SIM wajib memberikan informasi kependudukan sebagai syarat menggunakan kartu SIM dan menjamin data yang diberikan akan aman karena semua operator sudah menerapkan ISO 27001 (lihat gambar 3)

Bjorka KominfoKemenkominfo menjamin data NIK yang diberikan akan aman karena operator telah menerapkan ISO 27001 Foto: Dok. Vaksincom

Karena sampel yang diberikan mengandung lebih dari 1 juta database dan program spreadsheet hanya mampu mengelola 1 juta database, maka Vaksincom menganalisa 1 juta data yang bisa dibuka oleh Microsoft Excel dengan penyebaran data sebagai berikut (lihat gambar 4)

Bjorka Kominfo1.048.575 dampel data yang diolah Vaksincom dari 2 juta data yang dibagikan gratis oleh Bjorka Foto: Dok. Vaksincom

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT