Penyelenggara multipleksing (mux) mengungkapkan berbagai kendala di lapangan saat melakukan distribusi set top box gratis TV digital, mulai dari persoalan data lama, salah alamat, mahal, sampai nyasar ke wilayah yang tidak ada siaran TV analog.
Set Top Box (STB) adalah alat yang sangat krusial perannya membantu TV analog untuk menangkap siaran TV digital. Alhasil, TV analog masih bisa dipakai ketika siaran TV digital mengudara.
Bantuan STB ini berasal dari penyelenggara mux, seperti Viva Group, MNC Group, Media Group, SCM Group dan Transmedia yang dibantu sisanya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Total 6,7 juta unit dibagikan ke seluruh Indonesia sesuai impelementasi Analog Switch Off (ASO) di masing-masing wilayah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun sekarang proses suntik mati TV analog sudah dilakukan sejak 30 April sampai berakhir pada 2 November 2022. Seiring penghentian siaran analog tersebut, STB gratis juga dibagikan.
Hanya saja, penyelenggara mux menemukan berbagai masalah di lapangan. Hal itu yang mereka curhat di hadapan Rapat Dengar Pendapat Panja Digitalisasi Penyiaran dengan Komisi I DPR RI, Jakarta, Kamis (23/6).
"Ada beberapa kendala dalam distribusi set top box, masalah utama adalah data, misalnya data rumah tangga miskin yang disampaikan Kominfo itu data tahun 2013, sehingga memang tidak akurat, apalagi adanya pandemi jumlah rumah tangga miskin bisa bertambah," ungkap Direktur Viva Group Neil R. Tobing.
Temuan di lapangan lainnya, lokasi penerima set top box gratis TV digital ini berada di wilayah yang sulit dijangkau dengan moda transportasi roda empat, bahkan roda dua juga tidak ditembus.
"Bahkan, penerima set top box gratis tidak berada di wilayah siaran TV ter-cover oleh siaran TV analog, apalagi siaran TV digital. Jadi, saat ini mereka menggunakan televisi berbayar karena area blankspot, tetapi data rumah tangga miskin memasukkan mereka sebagai penerima subsidi dalam bentuk set top box," tuturnya.
Direktur Utama Surya Citra Media Sutanto Hartono memaparkan dalam melakukan distribusi set top box gratis TV digital ini tidak hanya melakukan pengiriman tetapi juga pemasangan yang berdampak pembengkakan biaya.
Untuk distribusi set top box gratis TV digital ini menelan biaya sekitar Rp 20 ribu - Rp 50 ribu per rumah. Sedangkan untuk melakukan instalasi juga sampai muncul tanda QR Code itu estimasi biaya Rp 45 ribu - Rp 70 ribu tergantung lokasi rumah penerima bantuan.
"Kita juga menemukan kendala teknis, seperti penggantian kabel, antena, TV tidak berfungsi normal, sehingga instalasi memakan waktu lama. Seperti disampaikan sebelumnya, data rumah tangga miskin tidak sesuai atau tidak memenuhi kriteria," ungkapnya.
Mengingat pentingnya set top box gratis untuk masyarakat, khususnya rumah tangga miskin, yang masih jadi terkendala pembagiannya, penyelenggara mux meminta agar implementasi ASO yang berakhir 2 November 2022 itu ditunda.
(agt/fay)