Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengungkapkan kesiapan stasiun bumi sebagai 'jembatan angkasa' Satelit Republik Indonesia alias satelit Satria-1 yang akan diluncurkan tahun depan.
Hal itu dikatakan usai kunjungan kerja Menkominfo mengunjungi salah satu dari 11 stasiun bumi satelit Satria-1 di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Selain ditempatkan di Kupang, stasiun Bumi dibangun di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menkominfo mengungkapkan 11 stasiun bumi ini sebagai penghubung jembatan angkasa satelit Satria-1. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi (Bakti) Kementerian Kominfo membangun gateway di 11 lokasi tersebut dengan pertimbangan pemerataan akses dan percepatan transformasi digital.
"Pemerintah, atas nama Kementerian Komunikasi dan Informatika terus berupaya menghadirkan konektivitas secara merata di seluruh pelosok tanah air sebagai fondasi utama dalam transformasi digital. Jadi, proyek Satria ini diharapkan dapat mendukung percepatan tranformasi digital dengan menghubungkan yang tidak terhubung, to connect all the dots," tuturnya, Kamis (24/2/2022).
Johnny menjelaskan pembangunan Satria-1 melibatkan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, terutama berkaitan dengan penempatan stasiun bumi.
"Hal ini untuk memberikan penjelasan mengenai manfaat-manfaat yang akan diterima secara langsung maupun tidak dengan adanya proyek Satria, ungkapnya.
Saat ini terdapat tiga jenis stasiun bumi yang disiapkan Kominfo. Pertama, Pengendali Satelit Primer yang berfungsi sebagai stasiun pusat pengendali dan pengawas alur pergerakan satelit mengontrol proses penerimaan sinyal.
Kedua, Network Operation Control (NOC) berfungsi untuk mengawasi, mengendalikan serta mencatat aktivitas jaringan yang sedang berlangsung untuk memastikan semuanya berjalan sesuai standar dan rencana yang telah ditentukan.
Ketiga, Gateway Satelitte yang juga disebut sebagai teleport atau HUB merupakan stasiun bumi yang mengirimkan data ke dan dari satelit ke local area network.
Satelit Satria yang merupakan High Throughput Satellite (HTS) akan membantu menyebarkan akses internet, khususnya di kawasan Terdepan, Terluar, dan Terluar (3T). Satelit Satria-1 dijadwalkan meluncur pada kuartal kedua 2023 dan beroperasi pada November 2023.
"Kini tengah dalam proses pabrikasi di Cannes, Prancis yang dikerjakan oleh Thales Alenia Space. Di Indonesia sejumlah aktivitas pun digelar," pungkas Menkominfo.
Satelit pemerintah tersebut ditargetkan targetkan bisa menjangkau 150.000 titik layanan publik, terbanyak untuk sekolah dan pesantren (93.900) untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer.
Selain itu, satelit Satria-1 juga akan memberikan akses internet untuk puskesmas dan rumah sakit di 3.700 titik dan 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah 3T.
(agt/fay)