Jakarta -
Kualitas gambar yang sering ada 'semutnya', suara tidak jernih, sampai boros penggunaan spektrum untuk penyiaran acapkali jadi persoalan dalam siaran TV analog. Namun hal tersebut tidak ditemukan lagi saat siaran TV digital sudah mengudara.
TV digital menjanjikan yang sebaliknya, punya gambar sempurna, suara jelas, yang tentunya akan memberikan kenyamanan dalam menonton televisi. Migrasi TV analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) terus disempurnakan sebelum diimplementasikan pada tahun depan.
"Kualitas siaran TV itu akan jernih dan bersih. Tidak ada 'semut'. Biasanya kita kalau ingin menikmati siaran itu harus berlangganan TV kabel," ujar Ketua KPI Pusat Agung Suprio.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal lain yang akan memanjakan masyarakat adalah beragamnya saluran televisi tersegmentasi. Apabila saat ini, tayangan dalam satu stasiun televisi terdiri dari berbagai konten, mulai dari berita, hiburan, hingga edukasi. Tetapi saat siaran TV digital, sudah berbeda dengan kondisi saat masih TV analog.
"Dengan siaran digital, akan dimungkinkan tumbuh banyak stasiun televisi. Saat ini saja sudah ada yang sekitar 50 stasiun televisi yang meminta izin untuk siaran digital. Artinya, banyak stasiun televisi hadir," ungkap Agung.
"Televisi hadir dengan beragam segmen dan menyasar audiensi yang spesifik. Misalnya, ada TV khusus untuk anak, khusus untuk berita, hiburan, ekonomi. Jadi, menarik banget, tersegmentasi. Masyarakat bisa menonton sesuai selera masing-masing, karena banyak TV dengan format khusus. Tontonan akan lebih variasi," ungkap Agung.
Tidak hanya itu, manfaat siaran TV digital yang mana penonton bisa memanfaatkan fitur Electronic Program Guide (EPG) yang bisa membantu mengontrol, menyeleksi, dan memilih tayangan yang cocok untuk keluarga.
Fitur EPG ini pas bagi orangtua yang bisa membantu anak-anak mendapatkan tayangan sesuai dengan umurnya. Keberadaan fitur EPG yang bikin siaran TV digital ramah keluarga.
Halaman berikutnya: manfaat migrasi TV analog ke digital bagi industri penyiaran
Manfaat migrasi TV analog ke digital bagi industri penyiaran
Bagi industri penyiaran, penggunaan spektrum 700 MHz saat ini terbilang boros. Satu stasiun televisi analog bisa menempati lebar pita 8 MHz, sedangkan saat sudah migrasi TV analog ke digital itu bisa dipakai banyak penyelenggara penyiaran.
Staf Ahli Bidang Hukum Menkominfo, Henri Subiakto mengungkapkan, dengan ASO, akan ada penghematan penggunaan frekuensi, yang pada akhirnya sisa frekuensi itu dialihkan untuk layanan telekomunikasi terbaru, salah satunya layanan 5G.
"Digitalisasi televisi ini penataan frekuensi, yang satu televisi analog itu bisa menggunakan 8 Mhz. Nantinya 8 Mhz itu ketika sudah (beralih) ke digital, bisa dipakai untuk sembilan televisi atau lebih. Itu penghematan frekuensi," jelasnya.
Lebih lanjut, Henri mengatakan, sisa frekuensi di 700 MHz dikembalikan ke pemerintah, yang kemudian akan jadi pendapatan negara untuk kepentingan yang sesuai dengan konteks era digital sekarang.
Di era digital seperti sekarang, gaya hidup masyarakat semakin melekat dengan smartphone. Proses kegiatan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, transaksi keuangan, sampai hiburan ada di dalam genggaman.
"Jika tidak ada digitalisasi, maka terjadi defisit broadband yang dibutuhkan masyarakat. Sehingga, dikhawatirkan kalau tidak ada digitalisasi televisi, sesuatu hari nanti, handphone, internet kita akan semakin lemot atau terhenti karena penggunaannya terlalu banyak," ucapnya.
Kecanggihan siaran TV digital bukan berarti masyarakat harus perangkat televisi yang sudah dimiliki. Sebab, TV analog juga bisa mendapatkan siaran tersebut dengan bantuan alat set top box.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebelumnya telah menetapkan jadwal baru migrasi TV analog ke digital yang dimulai April 2022 dan terbagi ke dalam tiga tahapan.
Tahap | Tanggal | Jumlah Wilayah Siaran | Jumlah Kabupaten/Kota |
1 | 30 April 2022 | 56 Wilayah | 166 Kabupaten/Kota |
2 | 25 Agustus 2022 | 31 Wilayah | 110 Kabupaten/Kota |
3 | 2 November 2022 | 25 Wilayah | 63 Kabupaten/Kota |
Adapun siaran TV digital ini berbeda dengan TV kabel, yang tidak perlu akses jaringan internet apalagi mengeluarkan biaya untuk menikmati tayangannya. Hal tersebut merupakan sekian kecil dari banyak manfaat yang akan dinikmati masyarakat akan siaran TV digital sudah rampung.
"Program ASO adalah usaha berskala nasional dan melibatkan rantai ekonomi yang lintas industri mulai dari penyiaran, elektronika, perdagangan, media, sampai dengan telekomunikasi dan ekonomi digital," kata Menkominfo Johnny G Plate beberapa waktu lalu.