SEA Games 2021 selesai digelar, Indonesia membawa enam medali, di antaranya dua emas, tiga perak dan 1 perunggu. Hanya saja, itu merupakan hasil di luar target utama. Tjahjono Prasetyanto, Manajer Tim Nasional Esports Indonesia, pun membeberkan alasannya.
"Terkait dengan tidak terealisasinya enam medali emas yang ditargetkan, tentu akan menjadi evaluasi Badan Timnas dan PBESI. Namun, kami juga tidak menafikkan fakta meratanya persaingan dan kekuatan esports di Asia Tenggara saat ini," ujar Tjahjono kepada detikINET.
Tjahjono menjelaskan, secara keseluruhan, peta kekuatan esports di Asia Tenggara sudah sangat merata. Masing-masing negara memiliki nomor-nomor unggulan dari lima game yang dipertandingkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambah, dari 10 medali emas yang disediakan, semuanya hampir terbagi secara menyeluruh antara Indonesia (dua emas), Filipina (dua emas) dan Thailand (dua emas). Sedangkan tuan rumah, yakni Vietnam memboyong empat lainnya.
"Namun total pengumpulan medali (emas, perak dan perunggu), Indonesia mengungguli negara-negara lain dan hanya berselisih satu medali dengan Vietnam, yang tampil sebagai juara umum pada cabor esports. Di mana Indonesia berada di posisi kedua," kata Tjahjono.
Kendati begitu, Tjahjono menyampaikan bahwa pencapaian cabor esports ini, jauh lebih baik dari sebelumnya. Di mana kala itu, hanya mampu membawa pulang satu perak.
"Namun yang perlu untuk diberikan catatan, bahwa Tim Nasional Esports Indonesia pada SEA Games Hanoi kali ini memiliki daya juang yang tinggi. Mereka selalu menyuguhkan performa terbaik. Kami optimis terhadap pencapaian timnas esports di kejuaraan-kejuaraan mendatang," tambahnya.
Ia menambahkan fakta di lapangan juga menjadi penegasan dan konfirmasi, bahwa aspek-aspek non teknis juga penting. Seperti fisik dan stamina yang prima, kecukupan nutrisi, mental hingga pembangunan karakter atlet.
"Itu merupakan aspek-aspek yang sangat penting dalam mendukung optimalisasi skill bermain atlet," tutupnya.
(hps/afr)