Megaloblatta adalah genus kecoa raksasa yang ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah. Para ilmuwan telah terpesona oleh serangga ini selama lebih dari seabad karena ukurannya yang luar biasa, sayap yang lebar, dan kemampuan bertahan hidup yang kuat. Penelitian berkelanjutan mengungkap pengetahuan baru tentang perilaku, evolusi, dan nilai ekologisnya di hutan.
Menurut Guinness World Records, kecoa bersayap terbesar di dunia adalah Megaloblatta longipennis, spesies yang berasal dari hutan tropis Peru, Ekuador, dan Panama. Satu spesimen betina yang diawetkan dari koleksi Akira Yokokura di Yamagata, Jepang, memiliki panjang luar biasa 9,7 cm dan lebar 4,5 cm. Spesies ini mampu mencapai rentang sayap hingga 20 cm. Sebagai perbandingan, sebagian besar kecoa hanya berukuran 0,6 hingga 7,6 cm panjangnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Klasifikasi Megaloblatta
Megaloblatta termasuk dalam kingdom Animalia dan filum Arthropoda. Lebih lanjut, ia ditempatkan dalam kelas Insecta dan ordo Blattodea, yang mencakup semua kecoa. Dalam ordo ini, ia termasuk dalam superfamili Blaberoidea dan famili Ectobiidae. Famili ini sebelumnya dikenal sebagai Blattellidae tetapi dikembalikan ke nama lama Ectobiidae ketika temuan baru membuktikan bahwa nama yang terakhir lebih tepat.
Anggota famili Ectobiidae sering memiliki kantung telur yang fleksibel dan beberapa di antaranya memiliki kebiasaan memakan kayu. Mereka juga memiliki beberapa ciri yang sama dengan famili Blaberidae yang terkait. Dalam famili Ectobiidae, Megaloblatta termasuk dalam subfamili Nyctiborinae. Serangga ini biasanya aktif pada malam hari dan tinggal di daerah berhutan. Deskripsi pertama genus Megaloblatta dilakukan pada 1887 oleh ahli entomologi Jerman, Heinrich Dohrn.
Foto: Earth.com |
Sejarah Genus Megaloblatta
Nama Megaloblatta berasal dari kata Yunani untuk kecoa besar. Nama ini menunjukkan ukuran serangga yang sangat besar dalam kelompok ini. Dohrn menciptakan genus ini berdasarkan studi spesimen dari Peru dan Panama, dan mungkin juga Kolombia bagian barat. Ia mendeskripsikan dua spesies dan menunjukkan perbedaan antara keduanya dan kelompok kecoa serupa.
Dikutip dari Earth.com, penelitian awal tentang Megaloblatta sebagian dikelirukan dengan genus Blabera karena beberapa identifikasi spesies yang salah. Seiring waktu, lebih banyak spesimen dikumpulkan dan dipelajari, membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana serangga ini diklasifikasikan.
Salah satu kontribusi penting tersebut datang pada 1920 dari ahli entomologi Amerika, Morgan Hebard. Karyanya tentang kecoa di Panama memberikan informasi baru tentang penampilan dan distribusi beberapa spesies. Penelitian lapangan lebih lanjut di Amazon dan Amerika Tengah terus memperluas koleksi ilmiah.
Selama 1980-an, penelitian mengenai perilaku juga meningkatkan pengetahuan ilmiah. Sebuah investigasi penting pada 1982 menunjukkan bahwa nimfa Megaloblatta blaberoides menghasilkan suara keras dengan menggosok bagian perutnya. Suara tersebut berguna untuk pertahanan terhadap predator. Penelitian ini selanjutnya menghubungkan produksi suara dengan karakteristik penting yang digunakan dalam membedakan spesies.
Penampilan fisik genus Megaloblatta
Kecoa Megaloblatta memiliki tubuh memanjang dan pipih, yang penting untuk pergerakannya di ruang sempit, seperti di dalam kulit kayu, di dalam tanah, dan di bawah serasah daun. Pronotumnya besar dan melindungi kepala ketika serangga merasa terancam.
Kaki mereka kuat, dengan duri, memungkinkan mereka berlari cepat di lantai hutan atau menaiki batang pohon. Mereka memiliki dua pasang sayap. Sayap atas kaku dan berfungsi untuk melindungi tubuh, sedangkan sayap bawah tipis dan digunakan untuk penerbangan pendek atau meluncur. Kecoa dewasa biasanya berwarna cokelat kemerahan hingga cokelat gelap.
Mereka memiliki antena panjang yang membantu mereka merasakan lingkungan sekitar dan mata majemuk besar yang memungkinkan mereka melihat dengan baik dalam cahaya redup. Beberapa spesies juga memiliki struktur khusus di perut mereka yang memungkinkan mereka mengeluarkan suara pertahanan.
Perbedaan ukuran dan jenis kelamin
Genus Megaloblatta adalah kelompok kecoa terbesar di dunia. Panjang tubuh kecoa dewasa berkisar antara sekitar 4 hingga lebih dari 9 cm. Spesimen terbesar yang diketahui adalah Megaloblatta longipennis betina dengan panjang 9,7 cm dan lebar 4,5 cm. Beberapa spesies dapat memiliki rentang sayap hingga 20 cm, menjadikannya kecoa terpanjang yang diketahui.
Dimorfisme seksual terlihat jelas dalam genus ini. Jantan biasanya memiliki sayap yang lebih panjang yang membantu mereka meluncur atau terbang lebih mudah. Jantan juga mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di bagian atas kanopi hutan.
Sedangkan betina lebih lebar dengan perut yang lebih besar yang cocok untuk membawa kantung telur. Ukurannya dapat bervariasi dalam satu spesies. Umumnya, individu dari hutan yang lebih basah dan subur, seperti Amazon, berukuran lebih besar. Sementara beberapa spesies, seperti Megaloblatta insignis, berukuran kecil dan hanya mencapai sekitar 4 cm, spesies lain, seperti Megaloblatta longipennis, adalah raksasa sejati.
(rns/rns)
