Pentingnya Literasi Teknologi HP di Tengah Perubahan Perilaku Konsumen
Hide Ads

Pentingnya Literasi Teknologi HP di Tengah Perubahan Perilaku Konsumen

Agus Tri Haryanto - detikInet
Minggu, 13 Jul 2025 20:15 WIB
Ritel elektronik seperti MHI (Mitra Hub Indonesia) tidak hanya berfungsi sebagai penyedia produk, tapi juga sebagai ruang interaksi dan edukasi teknologi yang nyata.
Literasi akan teknologi smartphone menjadi penting agar lebih bermanfaat bagi pengguna. Foto: Mitra Hub Indonesia
Jakarta -

Perkembangan teknologi yang pesat dalam satu dekade terakhir tidak selalu diikuti oleh tingkat pemahaman masyarakat terhadap perangkat yang mereka gunakan. Hal itu membuktikan pentingnya literasi teknologi di tengah perubahan perilaku konsumen.

Tak sedikit konsumen yang belum sepenuhnya memahami fitur-fitur yang tersedia dalam gawai mereka, atau bahkan tidak tahu cara memanfaatkannya secara maksimal. Di tengah kondisi ini, kehadiran ritel elektronik seperti MHI (Mitra Hub Indonesia) tidak hanya berfungsi sebagai penyedia produk, tapi juga sebagai ruang interaksi dan edukasi teknologi yang nyata.

Sejak berdiri pada 2014, MHI telah menjadi mitra resmi Samsung Electronics Indonesia (SEIN). Didirikan oleh Choi Taesung, perusahaan ini kini mengelola 77 cabang di Pulau Jawa dan tahun ini menambah dua cabang baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MHI mengelola tiga jenis toko resmi Samsung, yakni Samsung Multiexperience Store (SMS), Samsung Experience Store (SES), dan Samsung Premium Store (SPS). Di setiap toko, pelanggan tidak hanya dapat membeli produk, tapi juga mencoba langsung dan memahami cara kerja perangkat yang ditawarkan.

Karena itulah, pendekatan edukatif menjadi bagian penting dari strategi layanan MHI. Setiap Product Consultant (PC) dibekali pelatihan yang bukan hanya berfokus pada penjualan, tapi juga bagaimana menjelaskan teknologi secara aplikatif.

ADVERTISEMENT

Misalnya, saat mengenalkan fitur SmartThings atau Galaxy AI, staf menjelaskan melalui contoh penggunaan nyata seperti mengatur perangkat rumah atau menerjemahkan bahasa saat bepergian.

Sementara itu, di tengah pertumbuhan kanal digital, MHI tetap menjaga pendekatan personal dalam menyampaikan informasi. Tim media sosial mereka rutin membuat konten edukatif berupa siaran langsung, demo produk, hingga sesi tanya jawab yang memudahkan konsumen memahami fitur-fitur baru.

Menurut Choi Taesung selaku CEO MHI, tidak sedikit pelanggan yang baru memahami fitur penting seperti pencadangan data atau transfer perangkat setelah berinteraksi dengan tim MHI secara langsung, baik secara daring maupun luring.

Selain itu, perusahaan juga terus beradaptasi dengan perubahan perilaku belanja masyarakat. Keberadaan gudang dan tim operasional di sejumlah kota dimaksudkan untuk memberikan layanan yang lebih dekat dan cepat kepada konsumen.

Fleksibilitas ini menjadi bagian dari komitmen MHI dalam menjaga pengalaman berbelanja yang relevan di era. Menurut CEO MHI, Choi Taesung, keberhasilan perusahaan dalam bertahan lebih dari satu dekade tak lepas dari prinsip bahwa penjualan bukanlah tujuan akhir.

"Kami percaya bahwa ketika pelanggan memahami apa yang mereka beli dan tahu cara menggunakannya, kepercayaan akan tumbuh. Membangun kepercayaan itu jauh lebih penting dari sekadar menjual perangkat," ujarnya.

Melalui toko, pelatihan staf, hingga interaksi digital, MHI menunjukkan bahwa literasi teknologi tidak harus datang dari ruang kelas atau seminar besar. Ia bisa tumbuh dari percakapan sederhana di toko, dari pertanyaan ringan pelanggan, dan dari cara perusahaan menyikapi itu semua dengan serius.




(agt/agt)