Indonesia menjadi 'macan' dalam bidang ekonomi digital dengan berbagai pencapaian. Salah satunya adalah banyaknya startup yang berhasil menjadi unicorn di Indonesia. Ini terutama dikarenakan penggunaan internet Indonesia semakin berkembang pesat.
Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi digitalisasi yang besar. KADIN mencatat, dari 200 juta pengguna internet Indonesia, 47% sudah memiliki gaya hidup belanja online. Bahkan, transaksi e-commerce mencapai Rp 401 triliun di tahun 2021 yang lalu.
"Ditambah, banyak perusahaan berbasis teknologi dan menjadi trendmark. Saat ini, sudah ada 2.300 startup dan 11-nya sudah unicorn, sehingga bukan hal mengherankan saat ini Indonesia menjadi negara ekonomi digital nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi nilai USD 100 miliar di tahun 2025," kata Arsjad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diprediksi pula, industri 4.0 akan mendorong 20 juta pekerjaan baru di tahun 2030 dan tambahan nilai USD 120 miliar.
Muhammad Arief yang adalah Ketua Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) juga menyampaikan Indonesia telah memiliki kemajuan dalam hal penggunaan internet. Tercatat, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 77% dari populasi.
"Sebelum pandemi baru 175 juta pengguna internet kemudian meningkat menjadi 220 juta," ucapnya.
"Semakin banyak orang go digital. Tanpa intenet, banyak kemajuan yang kita dapat tidak akan berjalan sebagaimana semestinya," sambung Arief.
Terakhir, APJII mengajak seluruh pihak untuk membangun akselerasi internet di Indonesia demi meningkatkan ekonomi digital di negara ini termasuk dengan bertumbuhnya startup yang berstatus unicorn. Dilansir CNBC, para unicorn itu adalah Goto, J&T Express, Traveloka, Ovo, Bukalapak, OnlinePajak, , Xendit, Ajaib, Kopi Kenangan, Akulaku, Codapay. Goto dan J&T Express sudah menjadi decacorn.
(fyk/fay)