YABB Gaet Ribuan Changemakers, Yuk Daftar Changemakers Nusantara!
Hide Ads

YABB Gaet Ribuan Changemakers, Yuk Daftar Changemakers Nusantara!

Nada Zeitalini Arani - detikInet
Rabu, 23 Mar 2022 20:11 WIB
Ilustrasi gotong-royong.
Foto: dok. Pexels
Jakarta -

Yayasan milik GoTo Grup yaitu Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) menggagas 'Changemakers Nusantara'. Inisiatif ini mengajak masyarakat (changemakers) bergerak, berkolaborasi, dan berinovasi.

Dalam keterangannya, YABB mencari masyarakat yang telah memberikan sumbangsih dan telah berhasil membawa perubahan dari hal sederhana hingga kompleks.

Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa Monica Oudang menjelaskan 'Changemakers Nusantara' bertujuan untuk mengumpulkan para pembuat perubahan, baik individu ataupun kelompok yang berasal dari beragam latar belakang dan budaya. Para changemakers tidak sekadar memiliki ide, namun inisiatif yang dijalankan telah menciptakan perubahan bagi masyarakat dan lingkungan secara nyata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa Monica Oudang.Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa Monica Oudang. Foto: dok. Yayasan Anak Bangsa Bisa

"Kami percaya bahwa manusia yang memiliki pola pikir dan karakter sebagai pembawa perubahan adalah kunci untuk mendobrak batasan dalam memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan, " ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (23/3/2022).

"Tingkat pengangguran yang relatif tinggi, kesulitan mengakses air bersih, serta meluasnya dampak bencana akibat kerusakan lingkungan hanyalah segelintir masalah yang ada di depan mata. Indonesia butuh aksi nyata, dan perlu peran para pembawa perubahan yang memiliki ketangguhan atau tingkat resilience yang tinggi serta keberanian untuk menyelesaikan sejumlah masalah," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dengan begitu Monica berharap melalui YABB, inisiatif Changemakers Nusantara bisa menciptakan dampak positif untuk Indonesia.

YABBFoto: dok. Yayasan Anak Bangsa Bisa

"YABB ingin menggerakkan dan melahirkan lebih banyak changemakers untuk bersama menjelajah kemungkinan tanpa batas demi menciptakan dampak yang lebih kuat," tutur Monica.

Berdasarkan hasil riset Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) tingkat resilience rata-rata masyarakat Indonesia masih rendah. Hanya 15,7% masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat resilience tinggi dan sangat tinggi. Artinya, masyarakat cenderung tidak tahan terhadap tekanan atau rasa sakit serta cenderung pesimis melihat masa depan ketika mengalami situasi yang menekan dan membuat mereka terpukul.

"Kendati demikian, tingkat resilience seseorang bisa ditingkatkan, dilatih, dan dikembangkan. Caranya, mereka harus memiliki itikad positif terhadap perubahan. Mereka harus punya kepedulian dan sikap kritis terhadap isu yang muncul di lingkungannya. Namun di saat yang sama mereka juga harus bergerak untuk memperbaiki," ujar anggota tim peneliti riset yang juga Dekan Fakultas Psikologi UI Dr. Bagus Takwin.

"Pembawa perubahan juga semestinya memiliki sense of community atau merasa jadi bagian dari komunitas tempat mereka berada. Jadi mereka punya tanggung jawab atau kewajiban untuk melakukan perbaikan," lanjutnya.

Bagus menegaskan setiap orang memiliki kecenderungan melakukan perubahan jika difasilitasi, digerakkan, dan digugah. Dampak perubahan yang dihasilkan bisa cukup besar.

Inisiatif 'Changemakers Nusantara' diharapkan dapat menjadi pelopor dan inspirasi masyarakat luas. Untuk masyarakat yang memiliki rekomendasi sosok yang meningspirasi dapat mendaftarkan melalui www.bit.ly/DaftarChangemakersNusantara.




(prf/ega)