Telkomsel terus melakukan transformasi untuk menjadi perusahaan digital telekomunikasi. Setelah sebelumnya berinvestasi di unicorn Gojek sebesar US$ 450 juta, kini anak usaha PT Telkom Tbk ini memburu perusahaan rintisan di bidang teknologi.
Melalui Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), Telkomsel sudah berinvestasi di berbagai startup Tanah Air, seperti Kredivo, PrivyID, Qlue, Halodoc, Tanihub, Tada, SiCepat, dan Inspigo sebesar US$ 40 juta.
Melihat langkah ini, Senior Equity Research Analyst MNC Sekuritas, Victoria Venny menilai investasi yang dilakukan Telkom dan Telkomsel di perusahaan digital sudah tepat. Menurutnya, investasi ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang ingin mengembangkan ekonomi digital di Indonesia, serta turut mendorong pertumbuhan ekonomi digital Nasional.
Venny menjelaskan transformasi digital yang dilakukan Telkom maupun Telkomsel juga sejalan dengan rencana Menteri BUMN, Erick Thohir yang mendorong agar PT Telkom Indonesia mengubah strategi bisnisnya. Dengan transformasi ini, diharapkan BUMN telekomunikasi tersebut dapat bersaing dengan perusahaan teknologi global.
Ia mengungkap, guna mendukung rencana tersebut, Telkomsel diminta untuk menyerahkan aset menara telekomunikasi miliknya ke Telkom. Sedangkan Telkomsel akan fokus untuk menjadi digital company (Digico) dengan tugas mengembangkan platform digital dan berperan sebagai enabler bagi content creator lokal.
Ia pun menegaskan bahwa investasi yang dilakukan oleh Telkom maupun Telkomsel bukan merupakan bagian dari 'bakar uang'. Sebab menurutnya, investasi yang dilakukan Telkom maupun Telkomsel merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang sudah mulai beralih ke digital.
"Sekarang siapa yang tidak memakai Gojek? Dengan adanya pandemi COVID-19 transformasi masyarakat untuk menggunakan layanan digital semakin cepat. Contohnya, saat ini sudah banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan HaloDoc," jelas Venny dalam keterangan tertulis, Kamis (11/11/2021).
"Dahulu masyarakat yang memakai platform digital masih rendah. Sekarang semua sudah tergantung pada layanan platform digital," imbuhnya.
Menurut Venny, dampak dari ketergantungan masyarakat akan platform digital akan membuat investor, baik lokal maupun asing, berbondong-bondong untuk berinvestasi di perusahaan digital Indonesia.
Ia menjelaskan, berdasarkan data yang didapatkan dari crunchbase, total investor yang menanamkan uang di TaniHub mencapai US$ 65,5 juta. HaloDoc juga mendapatkan pendanaan dari investor sebesar US$ 145 juta.
Sementara itu, total dana yang ditaruh di Kredivo mencapai US$310, investor di SiCepat menaruh dana mencapai US$ 274 juta, dan di Tanihub mencapai US$ 95 juta.
Klik halaman selanjutnya >>>
(ncm/fay)