Dengan Big Data dan AI, Rumah Sakit Pintar Bisa Lawan COVID-19
Hide Ads

Dengan Big Data dan AI, Rumah Sakit Pintar Bisa Lawan COVID-19

Agus Tri Haryanto - detikInet
Sabtu, 22 Agu 2020 21:30 WIB
Pemanfaatan teknologi big data dan artificial intelligence (AI) bisa membuat rumah sakit pintar yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia, seperti pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi, salah satunya menggunakan teknologi DHealth.
Foto: Istimewa
Jakarta -

Pemanfaatan teknologi big data dan artificial intelligence (AI) bisa membuat rumah sakit pintar yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia, seperti pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi.

Namun, untuk mencapai hal itu, dibutuhkan prasyarat-prasyarat, seperti pengolahan data klinis dan nonklinis yang andal dan peningkatan peran teknologi sistem informasi kesehatan di rumah sakit. Digitalisasi dan otomatisasi sistem rumah sakit adalah kuncinya.

Berbagai studi menunjukkan, digitalisasi dan otomatisasi meningkatkan efisiensi perawatan dengan mengurangi proses manual yang rentan kesalahan. Sistem informasi manual tidak dapat diandalkan untuk proses analisis di taraf pelayanan pasien individual dan epidemiologi yang sangat dibutuhkan dalam penanganan pandemi global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Pemerintah sendiri pada 2018 telah menginstruksikan semua rumah sakit di Indonesia bertransformasi jadi rumah sakit pintar dengan menerapkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS). Akan tetapi, dua tahun berjalan, hanya sekitar sepertiga dari 2.831 rumah sakit di Tanah Air yang mengadopsi SIMRS.

Kondisi tersebut dituntaskan oleh perusahaan teknologi kesehatan PT Docotel Teknologi dengan menciptakan produk SIMRS bernama D'Health. Produk tersebut dikembangkan sebagai SIMRS yang mengikuti standar tertinggi pelayanan rumah sakit. Soal penerapan dan penggunannya, D'Health diklaim mudah diaplikasikan oleh tenaga kesehatan dan manajemen rumah sakit.

Aldy Rizaldy Nur MR, Executive Vice President Health Information System Division PT Docotel Teknologi mengungkapkan, dalam dua tahun D'Health telah beroperasi di beberapa rumah sakit Indonesia, salah satunya di Mayapada Healtcare Group. Keunggulan desain, kemudahan penggunana dan standarisasi tingkat tinggi membuat D'Health dipercayai penyedia layanan kesehatan di Tanah Air.

Pemanfaatan teknologi big data dan artificial intelligence (AI) bisa membuat rumah sakit pintar yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia, seperti pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi, salah satunya menggunakan teknologi D'Health.Pemanfaatan teknologi big data dan artificial intelligence (AI) bisa membuat rumah sakit pintar yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia, seperti pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi, salah satunya menggunakan teknologi D'Health. Foto: Istimewa

Melengkapi D'Health, Docotel Teknologi belum lama ini merilis aplikasi telemedicine e-Poly sebagai jawaban pelayanan kesehatan akibat pandemi COVID-19.

"Aplikasi ini memungkinkan pasien dapat berkonsultasi dengan dokter secara daring melalui panggilan video untuk mengurangi risiko penularan dan rasa khawatir, namun menjaga kualitas hubungan manusia yang didapat dari konsultasi tatap muka langsung," ujar Aldy dalam keterangan tertulisnya.

Dijelaskan, e-Poly mengintegrasikan seluruh proses layanan rawat jalan, mulai dari pendaftaran, penjadwalan konsultasi dengan fitur panggilan video, rekam medis hingga pembayaran non-tunai. e-Poly diyakini tak hanya jadi solusi sementara saat pandemi, tapi juga berpotensi menjadi layanan kesehatan virtual masyarakat dan tenaga kesehatan di masa depan.

Docotel Teknologi dijanjikan akan terus mengembangkan produk teknologi kesehatan. Saat ini, D'Health dalam pengembangan menuju D'Health Next Gen, hasil kerja sama dengan PT Arogya Mitra Sejati, perusahaan yang akan memperkenalkan tingkat analitik dan otomatisasi mutakhir.

Pemanfaatan teknologi big data dan artificial intelligence (AI) bisa membuat rumah sakit pintar yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia, seperti pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi, salah satunya menggunakan teknologi D'Health.Pemanfaatan teknologi big data dan artificial intelligence (AI) bisa membuat rumah sakit pintar yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia, seperti pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi, salah satunya menggunakan teknologi D'Health. Foto: Istimewa

Membuat Pengelolaan Stok di RS Lebih Efektif dan Efisien

Chief Operating Officer Arogya Mitra Sejati (AMS) Nicolas Tjahja Saputra menjelaskan, pihaknya memiliki misi membantu mengoptimalkan proses rantai pasokan kebutuhan industri kesehatan di Indonesia. AMS percaya bahwa AI dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dalam rantai pasokan kritis yang sangat menuntut kesiapan manajemen persediaan di rumah sakit.

"AMS melihat proses dan manajemen persediaan rumah sakit sebagai salah satu aset penyedia layanan kesehatan yang tersulit dan membutuhkan sebagian besar dari total modal yang diinvestasikan. Inilah salah satu faktor paling umum penyebab inefisiensi dan penurunan mutu layanan. Proses menyeimbangkan investasi berupa barang inventaris dan layanan pasien menjadi tantangan besar bagi manajemen rumah sakit," paparnya.

Saat ini AMS melakukan inovasi dengan menyediakan solusi marketplace dengan teknologi AI untuk meningkatkan kemampuan sistem memenuhi permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat. Marketplace ini juga memberikan kemudahan bagi para pembeli dan penjual alat kesehatan dan obat-obatan untuk berinteraksi satu sama lain. Sehingga menciptakan efisiensi dalam proses pemesanan, pengantaran barang, dan penyediaan kebutuhan bidang kesehatan.

AI yang digunakan akan memberikan informasi, wawasan, tindakan, dan bantuan otomatis yang dapat mengoptimalkan proses pengambilan keputusan bagi rumah sakit. Sementara Inventory Management System menyediakan fungsi dan layanan untuk menangani stok, barang pesanan, barang masuk, dan barang dagangan untuk dijual.

"Kami percaya dengan kedua sistem itu rumah sakit mampu memberikan perencanaan biaya yang lebih ekonomis dan mengurangi biaya pesanan yang tidak perlu, biaya persediaan, juga biaya akuisisi. Akhirnya, sistem ini mengoptimalkan proses di rumah sakit yang berujung pada perawatan pasien yang lebih efisien dan efektif, serta bermanfaat bagi manajemen rumah sakit dan para pengguna jasanya karena mengurangi biaya alternatif yang tidak perlu dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya," pungkas Nicolas.

Halaman 2 dari 2
(agt/asj)