Telkom menyiapkan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau Infranexia sebagai mesin pertumbuhan baru perusahaan di masa depan. Saat ini, ladang cuan terbesar Telkom masih dipegang oleh Telkomsel.
Tepat pada hari ini, Kamis (18/12/2025) Telkom resmi meneken penandatangan akta pemisahan aset fiber tahap pertama ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau yang dikenal dengan Infranexia. Anak usaha ini akan mengelola aset fiber Telkom yang dinilai punya potensi untuk berkembang besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji bahwa Telkom menargetkan porsi kontribusi bisnis Telkomsel di dalam grup akan setara dengan Infranexia di 2030.
"Kalau kita lihat sekarang Telkomsel memang secara kontribusinya ini terbesar di dalam grup. Target kami itu sampai dengan 2030 proporsinya akan berkurang dari Telkomsel. Bukan artinya number absolutenya Telkomsel diturunkan ya, tapi number absolutenya tetap tinggi," ujar Seno di kantor Telkom, Jakarta.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan kuartal kedua 2025, Telkomsel selaku anak usaha Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp53,8 triliun.Digital Businesstetap menjadi pendorong utama dengan menyumbang 90,6% dari pendapatan seluler.
Menurut Seno, perusahaan plat merah ini tengah membangun sejumlah mesin baru di dalam Telkom Group untuk menopang pertumbuhan jangka panjang.
"Namun kita akan membangun beberapa engine really new group yang baru. Salah satunya adalah dari InfraCo, data sector, termasuk juga di dalamnya B2B ICT Group," jelasnya.
Telkom memproyeksikan pertumbuhan grup secara majemuk (compound growth) berada di kisaran 10-15% hingga 2030. Dengan strategi tersebut, kontribusi bisnis di luar Telkomsel diharapkan semakin signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
"Harapannya di 2030 (sumber pendapatan Telkomsel dan Infranexia di Telkom) ini proporsinya sudah hampir mendekati 50:50. Mungkin tidak sepenuhnya 50:50 tapi paling tidak sudah mendekati," kata Seno.
(agt/fay)