CEO FastGo, Nguyen Huu Tuat, mengatakan bahwa pihaknya memang selalu berencana untuk masuk ke pasar luar negeri ketimbang hanya menjadi perusahaan domestik. "Kami dapat dengan mudah dihancurkan oleh Grab dan Go-Viet (Go-Jek Vietnam)," ucapnya.
Baca juga: Cerita Abang Ojol Dapat Emas berkat Go-Food |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Induk perusahannya itu disebut sebagai Alibaba-nya Vietnam. Ia bergerak di bidang e-commerce, fintech (financial technology), hingga logistik. Bukan tidak mungkin hal ini akan membuat FastGo juga bakal mengusung strategi untuk menjadi super-app sebagaimana halnya Go-Jek dan Grab.
Sejak didirikan pada Juni 2018, FastGo telah hadir di Vietnam, Myanmar, dan yang terbaru di Singapura. Selain hendak ke Indonesia, pihaknya juga berencana untuk menyambangi Thailand tahun ini.
Di Vietnam, FastGo mengklaim sudah memiliki 60 ribu mitra pengemudi. Sedangkan di Myanmar dan Singapura, secara keseluruhan, ia sudah mempunyai 7 ribu mitra driver, sebagaimana detikINET kutip dari KrAsia, Senin (24/6/2019).
Selain fokus ke ekspansi, pihaknya juga dilaporkan tengah mencari investasi baru. Sebelumnya, ia sudah menerima dana dari VinaCapital Ventures pada 2018 lalu.
(mon/krs)