Seperti dikutip detikINET dari AFP, Selasa (25/4/2013), pelaku pasar di Wall Street sepertinya sudah kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan besutan alamarhum Steve Jobs ini. Pasalnya, banyak yang meragukan Apple bisa kembali ke puncak masa jayanya di 2012 lalu gara-gara minimnya inovasi.
Peter Misek, analis dari Jefferies & Co. memangkas target harga saham Apple dari US$ 420 menjadi hanya US$ 405 per lembar. Hal ini membuat saham Apple anjlok sampai ke US$ 398,05 per lembar, membuat valuasi atau nilai perusahaan Apple berkurang jadi US$ 375 miliar (Rp 3.562,5 triliun).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, Apple harus mengalah kepada Exxon karena iPhone 5S dan varian iPhone baru yang kabarnya akan dijula lebih murah kurang cepat dilempar ke pasaran.
Saham Apple menembus rekor tertingginya sepanjang masa di US$ 705,07 per lembar pada September 2012 lalu. Sayangnya, sejak November hingga kini saham produsen iPad itu terus merosot.
Analis memprediksi, saham Apple akan terus anjlok sebelum manajemen bisa memberikan produk baru yang inovatif dan mencuri kembali pangsa pasar yang selama ini dilibas oleh ponsel pintar saingannya yang berbasis Android.
(ang/eno)