Cerita Tokoh Masyarakat Sumba Hibahkan Tanah demi Merdeka Sinyal
Hide Ads

Tapal Batas Bakti Kominfo

Cerita Tokoh Masyarakat Sumba Hibahkan Tanah demi Merdeka Sinyal

Dea Duta Aulia - detikInet
Selasa, 05 Des 2023 09:37 WIB
Tapal Batas Waingapu
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Jakarta -

Kolaborasi semua pihak, termasuk peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendorong kemajuan suatu daerah. Pasalnya, tanpa kolaborasi antar pemerintah dan masyarakat maka manfaat dari pembangunan itu sendiri bakal kurang maksimal.

Semangat kolaborasi untuk kemajuan suatu daerah pun ditunjukan oleh seorang warga sekaligus tokoh masyarakat Desa Maubokul, NTT, Umbu Nai Hapu. Umbu Nai Hapu menghibahkan tanahnya untuk pembangunan Base Transceiver Station (BTS) milik Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.

Umbu Nai Hapu mengatakan langkah itu dilakukan karena tulus untuk membantu masyarakat dalam berkomunikasi. Dia menjelaskan, masyarakat Desa Maubokul kerap mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi sebab jaringan internetnya tidak stabil seperti di perkotaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dari hati nurani sendiri tanpa paksaan orang lain (menghibahkan tanah untuk pembangunan BTS Bakti Kominfo) karena saya mengingat untuk orang banyak. Kepentingan untuk orang banyak," kata Umbu Nai kepada Tapal Batas detikcom di Desa Maubokul, NTT, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan ada sejumlah proses yang dilalui sebelum akhirnya tower tersebut dibangun di belakang pekarangan rumahnya.

ADVERTISEMENT

"Saya tuan tanah di sini. Ketika dari tingkat kabupaten mendatangi dua orang tim survey pertama. Akhirnya datang dari tim Bakti waktu itu. Survey tempat lahan dan tempat yang lebih pas," jelasnya.

Menurutnya, lahan miliknya berada di posisi yang cukup strategis untuk mendirikan tower. Selain itu, lahannya juga berada di tengah perkampungan yang membuat masyarakat lain mendapatkan kemudahan untuk mengakses jaringan internet.

Tapal Batas WaingapuTokoh masyarakat Desa Maubokul, NTT, Umbu Nai Hapu Foto: Agung Pambudhy/detikcom

"Jadi mereka tes tempat dan tanah cocok. Akhirnya mereka bilang ke saya dan anak saya, mereka minta. Oke kalau hibah, tapi dengan satu syarat tarik kabel listrik penerangan untuk rumah. Jadi kesepakatan itu. Setelah deal kesepakatan itu pada tahun 2021 pada bulan 23 februari pasang sudah listrik dengan kabel untuk penerangan," ungkapnya.

"Saya izinkan tower ini karena sulit sekali dapat sinyal (sebelum ada tower) di sini. Hanya satu titik tenggelam muncul, hanya satu titik begitu saja. Yang namanya 4G itu tidak ada (sebelum tower dibangun), (harus) ke Waingapu baru kita bisa dapat 4G," sambungnya.

Dia berharap kehadiran tower tersebut bisa memberikan multiplier effect bagi kehidupan masyarakat. Lewat jaringan internet diharapkan bisa membantu anak-anak sekolah untuk mengakses pembelajaran.

"Dan juga termasuk kami masyarakat sini banyak yang pakai 4G toh butuh itu," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumba Timur Syane Tamu Ina mengakui proses pembangunan tower BTS Bakti Kominfo ada yang menggunakan tanah hibah dari masyarakat.

Tapal Batas WaingapuCerita Tokoh Masyarakat Sumba Hibahkan Tanah demi Merdeka Sinyal Foto: Agung Pambudhy/detikcom

"Jadi proses pembangunan BTS itu awalnya murni harus tanah masyarakat atau tanah milik pemerintah daerah. Kalau di daerah black spot tidak ada tanah pemerintah maka dicarikan masyarakat yang mau untuk menghibahkan tanah tanpa ganti rugi. Masyarakat lomba-lomba malah dengan adanya ini BTS demi mendapatkan jaringan internet mereka mau sekali memberikan tanahnya untuk pembangunan tower," ungkap Syane.

Dia mengatakan sebelum membangun tower, biasanya bakal diadakan musyawarah di berbagai tingkatan seperti dusun, desa, kecamatan, kabupaten, hingga ke tingkat pusat.

"Kita setiap tahun itu, selalu melakukan musyawarah perencanaan pembangunan mulai dari tingkat dusun, desa, kecamatan, kabupaten, dan pusat. Ketika musyawarah tingkat desa mereka sudah diinformasikan sampai di kecamatan usulan-usulan yang mereka inginkan direkap di tingkat kabupaten. Jadi kita sampaikan ke pusat," tuturnya.

Dia mengatakan tidak sedikit masyarakat yang justru senang ketika adanya rencana pembangunan tower di wilayah mereka.

"Kami informasikan ke tingkat desa 'ohh ada tower mau dibangun di Sumba Timur di daerah mana yang bersedia?" itu ramai-ramai kepala desa (minat). Kepala desa sudah bawa drafnya daerah-daerah yang blackspot dan masyarakatnya sudah siap menerima," tutupnya.

detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!




(akn/ega)